Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Dibuka Merah Jelang Pengumuman Bunga Acuan BI, BUMI Terus Melorot

Sebanyak 129 saham menguat, 247 saham melemah, dan 227 saham bergerak stagnan pada awal pembukaan IHSG pagi ini.
Karyawan melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (9/8/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (9/8/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona merah pada perdagangan hari ini, Kamis (22/9/2022). Anjloknya pasar menyusul keputusan The Fed tadi malam yang menaikkan suku bunga 75 basis poin. Pelaku pasar juga menanti keputusan Bank Indonesia terkait suku bunga siang ini. 

Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 09.00 WIB, IHSG dibuka melemah pada posisi 7.139,61 turun 0,68 persen atau 48,7 poin.

Sebanyak 129 saham menguat, 247 saham melemah, dan 227 saham bergerak stagnan alias belum mencatatkan adanya transaksi. Kapitalisasi pasar tercatat naik menjadi Rp9.408,72 triliun.

Saham PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) terpantau menjadi saham yang paling aktif diperdagangkan, dengan nilai mencapai Rp277,4 miliar hanya dalam 3 menit perdagangan dan harga sahamnya anjlok 5,1 persen atau 8 poin ke level 149.

Saham lain yang terpantau paling aktif diperdagangkan antara lain PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang diperdagangkan mencapai Rp51,4 miliar disusul ADMR yang diperdagangkan Rp34,3 miliar. Kedua saham ini bergerak negatif dengan masing-masing turun 0,59 persen, dan 0,57 persen.

Menariknya, di antara emiten-emiten big cap yang banyak diperdagangkan terdapat dua emiten dengan kapitalisasi pasar kecil masuk ke dalam jajaran saham paling banyak diperdagangkan pagi ini.

Saham itu yakni SLIS dan CARS yang masing-masing diperdagangkan dengan nilai Rp45,8 miliar dan Rp35,7 miliar. Adapun, harga saham SLIS masih dalam uptrend naik 10 persen ke harga 396, sedangkan saham CARS melorot 6,67 persen ke harga 98.

Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang dalam riset hariannya menyampaikan ada kekhawatiran pasar terkait The Fed akan menaikkan kembali suku bunga sekitar 125 bps atau 1,25 persen di dua pertemuan The Fed hingga akhir tahun 2022.

Kemudian perkiraan The Fed menaikkan suku bunga terus berlanjut hingga 4,6 persen pada 2023 menurut Edwin menjadi faktor Wall Street kembali dilanda aksi jual membuat Indeks DJIA terjun bebas di hari kedua sebesar 1,70 persen. Sehingga dalam 2 hari perdagangan saja DJIA turun sebesar 2,71 persen.

Selain itu, indeks EIDO juga terpantau menurun sebesar 0,29 persen. Ditambah lagi harga beberapa komoditas seperti minyak mentah terpantau melemah sebesar 1,35 persen, nikel turun 0,55 persen pada perdagangan kemarin.

Lalu kembali jatuhnya nilai tukar Rupiah di level Rp15.000 per dolar AS, menurut Edwin menjadi sentimen negatif bagi perdagangan di Bursa Indonesia Kamis ini.

“[Sentimen-sentimen tersebut] berpeluang menjadi sentimen negatif bagi perdagangan di Bursa Indonesia Kamis ini,” tulis Edwin dalam riset hariannya, Kamis (22/9/2022).

Disamping itu, Edwin juga mengatakan bahwa pelaku pasar juga tengah menunggu respon Bank Indonesia apakah akan kembali menaikkan suku bunga acuan (7DRR) sebesar 25 bps.

Berdasarkan sentimen yang ada, Edwin pun memprediksi IHSG hari ini akan bergerak di rentang 7.106 - 7.217, dan rupiah di rentang Rp14.980 - Rp15.050 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper