Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut beberapa calon emiten berencana IPO dengan menargetkan emisi lebih dari Rp1 triliun dari sektor energi, teknologi, dan finansial.
Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia I Gede Nyoman Yetna mengatakan dari 29 calon perusahaan tercatat dalam pipeline beberapa diantaranya menargetkan emisi lebih dari Rp1 triliun. Beberapa diantaranya berada pada sektor energi, teknologi, dan finansial. Meski demikian, Nyoman enggan menyebutkan nama-nama emiten yang masih dalam pipeline.
"Adapun nama-nama perusahaan yang masih dalam pipeline belum dapat kami sampaikan, sampai dengan perusahaan tersebut mendapatkan ijin publikasi dari OJK (Otoritas Jasa Keuangan)," ujar Nyoman dikutip pada Rabu (21/9/2022).
Sebagaimana diketahui, pada 2021 BEI mencatat sebanyak 55 emiten melantai di Bursa. Sementara itu, hingga 19 September 2022, terdapat 29 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI.
Nyoman menyebut BEI berharap jumlah pencatatan saham pada tahun ini dapat melampaui pencapaian tahun lalu. Jika seluruh calon perusahaan tercatat tersebut melakukan pencatatan saham sebelum akhir tahun, maka harapan BEI akan tercapai.
"Dengan mempertimbangkan jumlah perusahaan pada pipeline pencatatan saham, kami berharap jumlah pencatatan saham pada tahun ini dapat melampaui pencapaian pada tahun lalu," kata Nyoman.
Baca Juga
Dari 29 calon perusahaan tercatat tersebut datang dari beberapa sektor, yakni satu perusahaan dari sektor basic materials, 4 perusahaan dari sektor consumer cyclicals, dan 3 perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals.
Lalu, 2 perusahaan dari sektor energi, 2 perusahaan dari sektor finansial, 4 perusahaan dari sektor healthcare, 2 perusahaan dari sektor industri, dan 1 perusahaan dari sektor infrastruktur.
Kemudian, satu perusahaan dari sektor properties & real estate, 5 perusahaan dari sektor teknologi dan sisanya 4 perusahaan dari sektor transportasi and logistik.
Lebih lanjut, Nyoman mengatakan BEI melalui IDX Incubator aktif bertemu dengan centaur, unicorn maupun decacorn dalam kegiatan one-on-one meeting maupun kegiatan workshop mengenai perusahaan go public. Hal ini merupakan strategi BEI untuk mendorong startup untuk melakukan initial public offering (IPO).
"Selain itu, BEI juga aktif bertemu Venture Capital (VC) dan turut hadir pada kegiatan yang diselenggarakan oleh VC untuk menjembatani calon perusahaan tercatat (khususnya potential startup) agar mendapatkan pendanaan sebagai bridging fund sebelum melakukan proses IPO," jelas Nyoman.
Sementara terkait dengan Papan New Economy atau Papan Ekonomi Baru, Nyoman menyebut saat ini masih dalam tahap pengembangan. Adapun tahap pembahasan dengan pelaku pasar atau bisnis Pasar Modal Indonesia masih dilakukan.
"Bursa akan segera memberikan informasi resmi apabila Papan New Economy sudah officially launched," ujar Nyoman.