Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup menguat pada perdagangan hari ini, Kamis (15/9/2022), sementara mayoritas mata uang lain di kawasan Asia terpantau melemah terhadap dolar AS.
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah ditutup menguat 10,00 poin atau 0,07 persen pada hari ini sehingga parkir di posisi Rp14.897,50 per dolar AS. Indeks dolar AS pada pukul 15.00 WIB bersamaan dengan penguatan rupiah juga terpantau menguat 0,06 persen ke level 109,7280.
Selain rupiah, mata uang dolar Hongkong turut menguat 0,03 persen dan dolar Singapura turut menguat 0,01 persen terhadap dolar AS.
Di sisi lain, mayoritas mata uang lain tercatat melemah pada perdagangan hari ini dengan dipimpin oleh baht Thailand yang turun 0,41 persen terhadap dolar AS.
Mata uang yen Jepang pada perdagangan hari ini turun 0,32 persen, won Korea Selatan turun 0,21 persen, rupee India turun 0,18 persen, dan yuan China turun 0,14 persen terhadap dolar AS.
Sementara itu, berdasarkan data yang diterbitkan Bank Indonesia, hari ini kurs referensi Jisdor berada di level Rp14.899,00 per dolar AS, menguat 24 poin atau 0,16 persen dari posisi Rabu (14/9/2022) Rp14.923,00 per dolar AS.
Baca Juga
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam dalam riset hariannya menyampaikan indeks dolar menguat menjelang pertemuan Federal Reserve minggu depan, dan ditundanya pertemuan Bank of England setelah kematian Ratu Elizabeth II.
“Perhatian sekarang telah beralih ke pertemuan The Fed minggu depan, dengan para pedagang memposisikan bank sentral AS lebih agresif minggu depan untuk mengekang inflasi setelah laporan harga konsumen yang panas pada hari Selasa,” tulis Ibrahim dalam riset harian, Kamis (15/9/2022).
Sementara itu, pertemuan Bank of England yang semula dijadwalkan untuk sesi ini kemudian ditunda hingga minggu depan setelah kematian Ratu Elizabeth II, sehingga kepercayaan konsumen Inggris tergelincir ke wilayah negatif untuk pertama kalinya sejak penguncian pandemi pada pertengahan 2020.
Perusahaan riset pasar YouGov melaporkan bahwa pembacaan sentimen turun 4,2 poin menjadi 98,8 pada Agustus.
Sementara itu dari domestik, dia menyampaikan neraca perdagangan Indonesia kembali mencetak surplus pada bulan Agustus 2022. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, keuntungan neraca perdagangan barang pada bulan laporan sebesar US$5,76 miliar.
“Surplus pada bulan Juli 2022 ini didorong oleh nilai ekspor yang lebih tinggi dari nilai impor. Adapun nilai ekspor pada Agustus 2022 tercatat US$ 27,91 miliar, sedangkan impor tercatat sebesar US$ 22,15 miliar,” jelasnya.
Selain itu, Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia sebesar US$400,4 miliar per Juli 2022 atau turun dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya (MtM)) sebesar US$403,6 miliar.
Secara tahunan posisi ULN pada Juli 2022 terkontraksi sebesar 4,1 persen yoy, lebih dalam dari kontraksi bulan sebelumnya sebesar 3,2 persen yoy.
Ibrahim mengatakan penurunan ULN tersebut terjadi baik pada ULN sektor publik (Pemerintah dan Bank Sentral) maupun sektor swasta. Posisi ULN Pemerintah pada Juli 2022 tercatat sebesar US$185,6 miliar, terkontraksi 9,9 persen yoy lebih dalam dari kontraksi bulan sebelumnya sebesar 8,6 persen yoy.
Berdasarkan sentimen di atas, Ibrahim memperkirakan pergerakan rupiah pada Jumat (15/9/2022) mendatang, dibuka fluktuatif tetapi ditutup melemah pada rentang Rp14.870 - Rp14.930 per dolar AS.