Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Erick Thohir Berambisi Turunkan Utang BUMN dan Raih Dividen Rp43 Triliun

Menteri BUMN Erick Thohir berhasil menurunkan jumlah utang BUMN pada 2020 ke 2021. Dia juga menargetkan target dividen pada 2023 kembali seperti sebelum pandemi
Tampilan layar menampilkan Menteri BUMN Erick Thohir memberikan sambutan saat Pelepasan Jelajah BUMN 2021 #BUKANJAGOKANDANG di Jakarta, Kamis (29/7/2021). Jelajah BUMN Bukan Jago Kandang diharapkan dapat memberi informasi bagi masyarakat luas mengenai apa saja yang sudah dan akan dilakukan perwakilan BUMN Indonesia di luar negeri. Termasuk, apa saja potensi bisnis yang dapat dimanfaatkan untuk membuka peluang yang lebih luas. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Tampilan layar menampilkan Menteri BUMN Erick Thohir memberikan sambutan saat Pelepasan Jelajah BUMN 2021 #BUKANJAGOKANDANG di Jakarta, Kamis (29/7/2021). Jelajah BUMN Bukan Jago Kandang diharapkan dapat memberi informasi bagi masyarakat luas mengenai apa saja yang sudah dan akan dilakukan perwakilan BUMN Indonesia di luar negeri. Termasuk, apa saja potensi bisnis yang dapat dimanfaatkan untuk membuka peluang yang lebih luas. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berhasil menurunkan rasio utang BUMN dan menargetkan dividen pada 2023 mencapai Rp43 triliun.

Utang pendanaan terhadap EBITDA ini mengalami penurunan dari rasio 4,26 ke 3,37 pada 2021. Semakin rendah angka rasio utang terhadap EBITDA, maka semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk membayar utang.

Selain itu, Erick Thohir memaparkan bahwa total utang pendanaan konsolidasi BUMN pada 2021 sebesar Rp 1.580 triliun atau hanya 36 persen dari investasi tertanam (modal ekuitas plus utang pendanaan) pada BUMN dengan Rp 4.358 triliun.

"Jadi kondisinya sehat. Kita memang memfokuskan utang pendanaan investasi karena kita ingin memastikan bahwa utang-utang ini punya return atau pengembalian yang baik," katanya dalam Rakat Kerja di Komisi VI DPR, Kamis (8/9/2022).

Sementara itu, realisasi dividen pada tahun anggaran 2022 sudah mencapai Rp39,7 triliun atau lebih besar dari pada target awal yang sebesar Rp 36,4 triliun.

Erick menargetkan setoran dividen BUMN terus meningkat menjadi Rp43,3 triliun pada 2023. Dia menargetkan kenaikan dividen secara berjenjang, dan angka dividen pada 2023 tersebut sudah setara dengan sebelum Covid-19.

"Kami coba melakukan efisiensi, efektivitas, dan perbaikan model bisnis. Untuk dividen 2023 kita akan naik ke Rp43,3 triliun dan kami optimistis pada 2024 pun akan lebih dari Rp43 triliun," terangnya.

Erick melanjutkan laba bersih BUMN secara konsolidasi juga meningkat sangat signifikan  dari Rp13 triliun pada 2020 menjadi Rp125 triliun pada 2021.

Dengan efisiensi dan perbaikan bisnis model,  Erick berharap laba bersih pada 2022 akan mencapai Rp144 triliun.

Sebagai gambaran awal, Erick mengatakan transformasi BUMN yang didukung Komisi VI DPR memperlihatkan hasil dari sisi perbaikan kinerja secara menyeluruh.

Dari total aset tumbuh dari R 8.312 triliun pada 2020 menjadi Rp8.978 triliun pada 2021 atau naik 8 persen. Lalu pendapatan usaha tumbuh dari Rp1.930 triliun naik 19 persen menjadi Rp2.292 triliun.

"Artinya ini mirip dengan situasi sebelum Covid-19, jadi sudah kembali normal secara penjualan," ujarnya.

Dalam satu bulan ke depan, Kementerian BUMN untuk pertama kalinya sepanjang sejarah akan menerbitkan laporan BUMN secara konsolidasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper