Bisnis.com, JAKARTA – Harga batu bara kembali turun setelah sempat memanas menembus rekor. Emiten batu bara yang baru melantai di bursa, PT Black Diamond Tbk. (COAL) optimistis bisa mengantongi laba hingga tiga kali lipat sesuai dengan target produksinya sepanjang tahun ini.
Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara global masih di level US451,25 per ton, turun 12,5 poin atau 2,70 persen dari hari sebelumnya sempat mencapai US$463 per ton.
Direktur Utama COAL Donny Jason Manua mengatakan pada tahun lalu laba perusahaan masih kecil hanya sekitar Rp27 miliar. Hal itu disebabkan perseroan masih baru memulai produksi sekitar 1 tahun 9 bulan.
“Tahun lalu sekitar 27 miliar, tahun ini bisa ikut tumbuh tiga kali, tapi tergantung kondisi, tidak selalu linear dengan kenaikan produksi, karena kalau produksi tambah, biayanya juga naik, lebih banyak alat dan tenaga kerja,” kata Donny usai seremoni IPO COAL, Rabu (7/9/2022).
Direktur Keuangan COAL Edward Manurung menambahkan, sampai dengan semester I/2022 COAL sudah berhasil membukukan laba sekitar Rp83 miliar, karena volume penjualan lebih tinggi dan harga jual batu baranya lebih tinggi.
“Apalagi tahun ini banyak ekspor. Harganya lebih bagus. Tahun ini sampai semester pertama harga batu bara kami di US$119 per ton. Tahun lalu hanya US$56 per ton,” kata Edward.
Baca Juga
Ke depan, apabila ada fluktuasi harga batu bara dan membuat harganya turun, COAL menyebutkan akan fokus, melakukan efisiensi semaksimal mungkin agar tetap bisa mempertahankan produksi.