Bisnis.com, JAKARTA – Saham PT Black Diamond Resources Tbk. (COAL), emiten batu bara yang listing di Bursa Efek Indonesia pada Rabu (7/9/2022), batas auto reject atas (ARA).
Black Diamond menjadi perusahaan tercatat ke-44 di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2022. Saham COAL naik 35 persen atau 35 poin menjadi Rp135 pada pagi ini.
Kapitalisasi pasarnya Rp843,75 miliar dengan valuasi PER 16,86 kali. Total transaksi mencapai 3.253 kali hingga pukul 09.35 WIB.
Black Diamond menetapkan harga saham perdana Rp100 per saham dan menawarkan 1,25 miliar saham baru atau setara 20 persen dari modal ditempatkan disetor setelah initial public offering/IPO. Adapun nilai nominal saham COAL adalah Rp10 per saham.
Berdasarkan prospektus tambahan, Black Diamond Resources membidik dana segar maksimal Rp125 miliar dari IPO ini.
Black Diamond Resources menunjuk PT Fajar Sekuritas untuk menangani IPO. Sesuai rencana, dana hasil IPO akan diserap untuk dua kebutuhan perseroan. Pertama, sekitar Rp40 miliar akan disalurkan kepada anak usaha yakni PT Dayak Membangun Pratama (DMP) dan digunakan untuk keperluan belanja modal oleh DMP.
"Sebesar Rp30,88 miliar akan disalurkan kepada DMP dan akan dipergunakan untuk membayar utang lain-lain DMP kepada kontraktor PT Heral Eranio Jaya dan CV Putra Jaya atas pekerjaan pembangunan infrastruktur jalan," tulis manajemen dalam prospektus.
Adapun PT Heral Eranio Jaya dan CV Putra Jaya selaku kontraktor bukanlah perusahaan yang terafiliasi dengan perseroan dan DMP.
Selanjutnya, sekitar Rp9,11 miliar akan digunakan untuk pembangunan mess karyawan dan workshop DMP.
Terakhir, sisa dana IPO akan disalurkan kepada DMP dan digunakan untuk untuk modal kerja antara lain untuk membayar vendors dan suppliers DMP, untuk membayar biaya para kontraktor tambang, untuk pembelian bahan bakar, untuk perbaikan dan peningkatan kualitas jalan tambang serta keperluan umum perusahaan termasuk gaji karyawan.
Black Diamond Resources merupakan perusahaan induk atas perusahaan pemegang IUP produksi batu bara, yakni DMP yang melakukan aktivitas penambangan di area Gunung Mas, Kalimantan Tengah.
Per 31 Desember 2021, DMP membukukan penjualan batu bara sebasar 208.254 metrik ton (MT) dengan rata-rata harga sebesar Rp834.461 per metrik ton. DMP baru memulai produksinya pada2021. Saat ini tambang batubara DMP memiliki kapasitas produksi 1.500.000 metrik ton per tahun.
Sementara itu, harga batu bara global telah mencapai level US$460 per ton sehingga memberikan sentimen positif bagi emiten batu bara sehingga saham COAL ikut memanas dan mencapai ARA?
Auto Rejection merupakan pembatasan minimum dan maksimum kenaikan dan penurunan harga saham dalam jangka waktu satu hari perdagangan di bursa. Auto rejection diterapkan untuk memastikan perdagangan saham berjalan dalam kondisi wajar.
Jika saham berfluktuasi dengan harga tinggi dan menembus batas atas atau bawah, sistem bursa akan menolak 'order' secara otomatis yang ditetapkan oleh BEI. Batas tersebut yang dinamakan auto reject atas dan bawah.
Sebuah saham yang terus menerus mengalami kenaikan, akan dikategorikan ARA. Batasan auto rejection yang berlaku selama pandemi saat ini yakni rentang harga Rp50-Rp200 berlaku ARA 35 persen, lalu rentang harga lebih dari Rp200-Rp5.000 berlaku ARA 25 persen, dan rentang di atas Rp5.000 berlaku ARA 20 persen.
Sementara itu, sejak pandemi, batas ARB diubah menjadi 7 persen untuk ketiga rentang saham tersebut atau auto reject asimetris. Hal ini untuk menahan penurunan harga saham dan IHSG secara signifikan.