Bisnis.com, JAKARTA — Emiten batu bara yang baru melantai di Bursa Efek Indonesia, PT Black Diamond Resources Tbk. (COAL) berkomitmen menggenjot target produksi tahun ini hingga 900.000 ton.
Direktur utama COAL Donny Janson Manua mengatakan target produksi COAL tahun ini rencananya antara 800-900 ribu ton dan harapannya bisa terjual semua.
"Target produksi ini lebih tinggi sekitar 3 kali lipat dari tahun lalu dari produksi tahun lalu 260.000 ton," jelas Donny saat ditemui, Rabu (7/9/2022).
Pendukung pertumbuhan tiga kali lipat tahun ini antara lain karena tahun lalu COAL baru mulai produksi. Tahun ini Black Diamond sudah mulai bermitra dengan penyedia unit-unit, alat, untuk bisa mendukung pertumbuhan produksi.
Dari total target produksi, COAL bakal menyalurkan penjualannya sesuai arahan pemerintah, tetap ada untuk ekspor dan domestik.
"Porsinya tetap akan kita pertahankan 75 persen ekspor 25 persen domestik. Ekspornya ke Vietnam, China, dan Bangladesh. Paling besar ke China sekitar 40 persen-50 persen," papar Donny.
Baca Juga
Adapun, sampai semester I/2022, produk batu bara Black Diamond sudah terjual sampai dengan 200.000 ton.
"Dengan target 800.000-900.000 kalau tambang kan dipengaruhi cuaca, semester pertama banyak hujan semester kedua diharapkan lebih kering jadi kita bisa kejar produksi," ujarnya.
COAL sendiri pada hari ini baru resmi melantai di bursa. Harga sahamnya naik 35 persen atau 35 poin ke Rp135 setelah dibuka di posisi Rp100.
Black Diamond melepas saham ke publik melalui skema penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) sebanyak 1,25 miliar saham atas nama atau 20 persen dari modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh setelah Penawaran Umum.
Harga saham perdana yang ditawarkan adalah sebesar Rp100 per saham sehingga COAL memperoleh dana hasil Penawaran Umum sebesar Rp125 miliar.