Bisnis.com, JAKARTA – Saham emiten batu bara Grup Bakrie PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) terpantau melanjutkan pergerakan di zona hijau dan masih menjadi saham teraktif dan favorit di bursa.
Mengutip data Bloomberg, saham PT Bumi Resources Tbk. (BUMI), masih jadi favorit dengan kenaikan 0,60 persen atau 1 poin ke Rp169 pada perdagangan Kamis (1/9/2022).
Sepanjang 2022 berjalan (year-to-date), saham BUMI berhasil tumbuh 152,24 persen, dan dalam setahun naik 207,27 persen.
BUMI juga tercatat menjadi saham teraktif di Bursa Efek Indonesia hari ini dengan nilai tertinggi mencapai Rp1,04 triliun dan volume 6.095.155.500 lembar.
Sepanjang semester I/2022, BUMI mencatatkan pendapatan sebesar US$968,68 juta atau setara Rp14,45 triliun (kurs Rp14.925) meningkat 129,6 persen dari periode yang sama atau year-on-year (yoy). Pada semester I/2021, BUMI membukukan pendapatan sebesar US$421,86 juta atau setara Rp6,02 triliun (kurs Rp14.285).
Adapun laba bersih yang dicatatkan BUMI mencapai US$167,67 juta atau setara Rp2,5 triliun, meningkat 8.768 persen dari US$1,890,725 atau setara Rp27 miliar pada semester pertama 2021.
Baca Juga
Dari sisi produksi, sepanjang semester pertama tahun ini, batu bara yang berhasil ditambang sebanyak 34,5 juta ton, turun 14 persen dari periode yang sama tahun lalu sebanyak 40,1 juta ton.
“Periode ini lebih banyak batu bara yan terekspos, tapi lebih sedikit yang bisa ditambang karena musim hujan. Kalau cuaca sudah lebih baik kami bisa tambah produksi,” kata Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI Dileep Srivastava, Kamis (1/9/2022).
Senada, batu bara yang terjual pada paruh pertama tahun ini juga turun 16 persen menjadi 33,8 juta ton, dari tahun lalu 40,2 juta ton.
Kendati demikian, rata-rata harga jual (ASP) batu bara BUMI menjulang hingga 92 persen dari US$56,2 per ton menjadi US$108 per ton.
“Meski produksi dan penjualan turun 16 persen, kinerja keuangan BUMI ditopang oleh kenaikan harga jual rata-rata BUMI yang naik sampai 92 persen. Sehingga pendapatan kami tumbuh 66 persen,” terang Dileep.