Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Jawaban Cottonindo (KPAS) Setahun Suspensi dan Hampir Delisting

Cottonindo Ariesta (KPAS) menanggapi teguran Bursa Efek Indonesia (BEI) terkait risiko delisting.
Pengunjung mengamati layar monitor yang menampilkan perdagangan harga saham di lantai PT Bursa efek Indonesia di Jakarta, Jumat (13/3/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) resmi disuspensi setelah 15 menit perdagangan dimulai. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) parkir di 4.650,58 melemah 5,01 persen atau 245,17 poin. Bisnis/Dedi Gunawan
Pengunjung mengamati layar monitor yang menampilkan perdagangan harga saham di lantai PT Bursa efek Indonesia di Jakarta, Jumat (13/3/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) resmi disuspensi setelah 15 menit perdagangan dimulai. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) parkir di 4.650,58 melemah 5,01 persen atau 245,17 poin. Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten produsen kapas, PT Cottonindo Ariesta Tbk. (KPAS) terancam delisting lantaran terkena suspensi selama satu tahun dan mengalami kondisi yang berpengaruh negatif terhadap kelangsungan usaha.

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen KPAS menyebut perusahaan telah mengalami kondisi yang berpotensi delisting dan tengah mengupayakan pemenuhan kewajiban keuangan dan nonkeuangan kepada bursa.

“Perusahaan hingga saat ini masih mengupayakan mendapatkan dana untuk melakukan operasional pabriknya kembali, dan dalam waktu dekat akan melangsungkan RUPSLB pada 14 September 2022 dengan agenda penunjukkan ulang Kantor Audit Publik,” tulis direksi Cottonindo Ariesta dalam keterangan resmi, Senin (29/8/2022). 

Selain itu, direksi menambahkan, KPAS saat ini juga melakukan upaya lain untuk memenuhi kewajibannya terhadap bursa, yakni penyajian laporan keuangan akhir tahun (LKAT) 2021 setelah mendapat persetujuan saat RUPSLB, serta penyusunan laporan tahunan 2021 dan penyelenggaraan RUPST 2021 dalam waktu sesegera mungkin.

“Kami selaku emiten tetap berusaha dengan baik agar kerjasama dengan calon investor berjalan dengan lancar,” imbuh direksi KPAS.

Adapun dampak fakta material terhadap kelangsungan usaha KPAS yang tercantum di antaranya penurunan angka penjualan hingga lost sales pada periode 2021—2022.

Selama setahun terakhir, KPAS tercatat menghentikan aktivitas penjualan dan distribusi yang berpengaruh terhadap relasi pasar.

Selanjutnya, direksi KPAS mengatakan bakal melakukan sejumlah strategi untuk mengatasi berkurangnya kepercayaan dari reseller maupun end user.

“Dengan melakukan strategi pendekatan khusus yang spesifik baik dari segi bisnis maupun relationship,” tutup direksi.

Sebagai informasi, BEI mulai melakukan suspensi saham KPAS pada sesi kedua perdagangan 24 Agustus 2021, disebabkan adanya fakta material terkait penonaktifan sementara kegiatan operasional perseroan akibat Covid-19.

Akibat penghentian aktivitas operasional tersebut, utilisasi pabrik kapas wajah tersebut pun turun drastis. Per Juli 2021, KPAS hanya mencetak pendapatan Rp19,36 miliar, turun 84,8 persen dari Rp35,79 miliar pada periode yang sama pada 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper