Bisnis.com, JAKARTA – Emiten batu bara milik Tony Saputra, PT RMK Energy Tbk. (RMKE) berencana lebih gencar melakukan ekspansi terutama di lini bisnis jasa angkutan batu bara.
Direktur Keuangan RMK Energy Vincent Saputra menyebutkan, prospek bisnis logistik batu bara makin membaik, setelah sebelumnya di awal pandemi hampir semua industri tertekan. Namun, sekarang kondisi membaik di mana produksi dan pemakaian energi semakin bertambah.
“Ini tentunya untuk kita selaku pelaku industri batu bara merupakan kesempatan yang baik. RMK sendiri fokus di Sumatra Selatan, yang banyak cadangannya. Tapi masalahnya dari tambang sampai ke tempat keluarnya cukup jauh. Ini yang coba kami akomodir,” kata Vincent kepada Bisnis, Senin (29/8/2022).
Vincent menjelaskan, di RMK sendiri melakukan strategi jangka pendek di antaranya dengan memaksimalkan stasun bongkar, dan menambah investasi ke stasiun muat. Saat ini ada lima stasiun muat, dengan kapasitas masing-masing 4 juta, empat stasiun dikelola KA Logistis (KALog), dan satu dikelola RMKE di Muara Enim.
“Kami jadi satu-satunya perusahaan swasta yang mengelola stasiun muat, kami ingin investasi lagi di stasiun muat, supaya yang dibawa bisa lebih banyak. Untuk stasiun bongkar juga masih bisa ada 9 kereta lagi yang bisa masuk, karena baru 16 dari 25,” ungkap Vincent.
Kemudian, untuk jangka panjang RMK Energy berencana membangun akses-akses jalan baru dari stasiun ke tambang, sehingga tambang yang tadinya belum bisa produksi karena tidak ada akses jadi terbuka dan bisa produksi.
Baca Juga
“Ini butuh waktu yang cukup lama. Karena pembebasan lahan dan pembangunan jalan perlu waktu dan usaha yang banyak. Untuk ini kami juga rencananya akan meningkatkan kerja sama dengan IUP lain, bikin akses baru, jalan baru, untuk buka tambang baru,” kata Vincent.
Tak hanya itu, emiten bersandi saham RMKE ini juga tengah mengincar beberapa industri penunjang baik dari hulu maupun hilir.
Vincent menjelaskan, RMK tengah menjajaki kemungkinan untuk membuka kerja sama untuk jasa kontraktor tambang, setelah selama ini hanya beroperasi di dalam tambang sendiri. Kemudian, dari sisi hilir ada rencana untuk melebarkan sayap di lini pengangkutan, ke arah kapal dan lainnya , supaya terintegrasi.
Sementara ekspansi masih dalam rencana, saat ini RMKE fokus memaksimalkan batu bara yang diangkut ke Muara Enim.
“Kalau kapasitasnya sudah penuh, kami akan tambahkan fasilitas-fasilitas tambahan, dengan harapan 20-25 juta ton per tahun dapat tercapai melalui stasiun-stasiuan yang sudah ada,” kata Vincent.
RMK Energy mencatatkan pertumbuhan laba bersih hingga 262 persen atau mencapai Rp141,8 miliar pada semester I/2022 dari semula Rp39,22 miliar pada periode yang sama tahun 2021.
Kinerja yang positif itu juga tercermin dari pendapatan bersih perseroan yang mencapai Rp1,07 triliun atau naik 159 persen dari semulai Rp413,69 miliar. Adapun, pendapatan pada usaha penjualan mencapai Rp860,34 miliar atau naik 252 persen dibanding realisasi pada tahun sebelumnya yang sejumlah Rp244,49 miliar.
Pendapatan pada usaha jasa logistik batu bara senilai Rp211,4 miliar, naik sebesar 25 persen dibanding realisasi tahun sebelumnya senilai Rp169,2 miliar.
_1653545711.jpg?w=184&h=104)
