Bisnis.com, JAKARTA – Emiten logistik batu bara PT RMK Energy Tbk. (RMKE) menyusun sejumlah strategi untuk melaksanakan ekspansi tahun ini, melihat potensi batu bara yang masih tinggi sebagai bahan baku energi listrik, terutama di Indonesia.
Direktur Utama RMKE Tony Saputra mengatakan peranan batu bara akan semakin meningkat dalam beberapa tahun ke depan seiring dengan komitmen pemerintah dalam menyediakan kelistrikan bagi masyarakat.
Peranan batu bara yang juga menjadi komoditas utama dalam meningkatkan nilai ekspor Indonesia, juga menuntut tersedianya faktor logistik dalam pendistribusian batu bara terutama tersedianya pelabuhan sebagai terminal khusus.
“RMK Energy sebagai perusahaan penyedia logistik terbesar di Sumatera Selatan, menyadari kebutuhan tersebut, dengan dimilikinya satu pelabuhan terminal khusus yang merupakan satu-satunya terminal khusus batu bara swasta di Indonesia yang terintegrasi dengan kereta api," ungkapnya dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (20/7/2022).
Fasilitas tersebut mendorong RMKE optimistis dalam menciptakan pertumbuhan kinerja ke depan. Dengan keberadaan terminal terintegrasi itu, perseroan menargetkan mampu mengapalkan minimal 25 juta ton batu bara per tahun dengan pertimbangan jumlah trafik di sungai per hari dan juga kapasitas yang masih dapat dibangun di pelabuhan.
Target lain adalah menyeimbangkan stasiun pembongkaran kereta api dengan kapasitas minimal 17 juta ton dan dapat ditingkatkan lagi.
Baca Juga
“Perseroan juga menargetkan membangun stasiun muat khusus batu bara di hulu lokasi pertambangan batu bara untuk meningkatkan jumlah batu bara yang dapat dimuat,” jelasnya.
Perseroan juga ingin mengembangkan sayap usaha ke jasa penunjang industri batu bara seperti kontektor, hauling, kontraktor tambang atau jasa lainnya dan menargetkan untuk mengakuisisi atau beker jasama dengan tambang-tambang batu bara potensial.
Untuk mencapai target tersebut, Perseroan menjalankan sejumlah strategi pengembangan usaha yang meliputi peningkatan kapasitas layanan dan memaksimalkan potensi aset.
Perseroan melakukan upgrade Conveyor Line 2 agar dapat meningkatkan kapasitas pengapalan batu bara di pelabuhan sampai dengan 25 juta ton per tahun. Upgrade tersebut juga akan meningkatkan pengapalan hingga 150 persen dan efisiensi dalam penumpukan batubara ke dalam stockpilers.
Perseroan juga meningkatkan efisiensi operasional, mengembangkan kegiatan usaha terintegrasi, meningkatkan kualitas, tata kelola, membangun profil produk jangka panjang yang berkelanjutan.
Terkait dengan kinerja, sampai dengan 2021, RMKE mencatatkaan pendapatan usaha mencapai Rp1,86 triliun, naik dari 2020 sebesar Rp635 miliar. Sementara itu perseroan membukukan laba kotor pada 2021 sebesar Rp327 miliar, naik dari 2020 sebesar Rp111 miliar.