Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prospek Saham GOTO Hingga BUKA dari Sucor Sekuritas di Tengah Kenaikan Suku Bunga

Analis Sucor Sekuritas memperkirakan harga saham teknologi akan tertekan namun memproyeksikan saham BUKA dan GOTO mampu bangkit ke level IPO.
Warga menggunakan aplikasi Bukalapak di Jakarta, Selasa (18/1/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Warga menggunakan aplikasi Bukalapak di Jakarta, Selasa (18/1/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) dan diikuti oleh Bank Indonesia (BI) disebut menjadi sentimen negatif bagi emiten sektor teknologi seperti PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) hingga PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO). 

Analis Sucor Sekuritas Paulus Jimmy mengatakan emiten teknologi yang masih menerapkan strategi membakar uang atau burning money menjadi perusahaan yang paling terdampak dari sentimen kenaikan suku bunga.

Meski demikian, Jimmy menilai dalam waktu dekat ini emiten sektor teknologi masih mendapat setidaknya dua katalis positif. Pertama adalah kestabilan perekonomian Indonesia secara makro.

Kedua adalah jika emiten mampu memberikan kinerja yang konsisten di atas ekspektasi. Hal ini terutama dalam kemampuan monetisasi emiten.

"Investor Publik sebaiknya lebih berhati-hati dalam memilih emiten sektor teknologi untuk investasi, manfaatkan volatilitas short term untuk trading," ujar Jimmy kepada Bisnis dikutip pada Minggu (28/8/2022).

Jimmy lantas memberi proyeksi pada saham BUKA dan GOTO. Untuk saham BUKA dia rekomendasikan dengan posisi tinggi yakni pada  level Rp750 sedangkan GOTO di level Rp444. Namun, ia menyebut pada perdagangan pekan depan akan ada revisi lantaran adanya earning results atau hasil pendapatan.

Pada perdagangan Jumat, saham GOTO bertengger melemah 2,45 persen ke level Rp318. Sementara, saham BUKA anjlok 1,86 persen menjadi Rp316 per lembar. Rekomendasi ini mendekati level IPO BUKA dimana perusahaan listing pada level Rp850, sedangkan GOTO IPO di level Rp338.   

Sebelumnya diberitakan, Gubernur Federal Reserve Jerome Powell melayangkan komentar hawkish terhadap pengendalian inflasi. Powell mengadopsi nada hawkish untuk memerangi inflasi, tetapi tidak menyelesaikan perdebatan tentang seberapa besar kemungkinan kenaikan suku bunga pada pertemuan bank sentral AS pada September.

Dalam pidatonya yang sangat dinanti-nantikan pada Jumat (26/8/2022) di simposium bank sentral Jackson Hole, Powell menegaskan kembali janji untuk secara agresif memerangi inflasi yang masih mendekati level tertinggi dalam empat dekade.

“Kami mengambil langkah tegas dan cepat untuk memoderasi permintaan agar lebih selaras dengan pasokan, dan untuk menjaga ekspektasi inflasi tetap terkendali. Kami akan terus melakukannya sampai kami yakin pekerjaan selesai,” kata Powell seperti dilansir Antara, Jumat (26/8/2022).

Namun, Powell tidak memberikan indikasi seberapa tinggi suku bunga akan naik sebelum Fed selesai, hanya bahwa mereka akan bergerak setinggi yang diperlukan karena berusaha menurunkan inflasi ke target 2,0 persen.

Sementara itu, BI telah mengumumkan kenaikan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 3,75 persen.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper