Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai Tukar Rupiah Dibuka Menguat, Tak Gentar Lawan Dolar

Nilai tukar rupiah terpantau dibuka menguat 19,50 poin atau 0,13 persen ke posisi Rp14.805,00 per dolar AS
Pecahan uang kertas baru Tahun Emisi 2022. Nilai tukar rupiah pagi ini terpantau dibuka menguat 19,50 poin atau 0,13 persen ke posisi Rp14.805,00 per dolar AS. /Bank Indonesia
Pecahan uang kertas baru Tahun Emisi 2022. Nilai tukar rupiah pagi ini terpantau dibuka menguat 19,50 poin atau 0,13 persen ke posisi Rp14.805,00 per dolar AS. /Bank Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terpantau menguat pada pembukaan perdagangan hari ini, Jumat (26/8/2022). Bersamaan dengan itu, beberapa mata uang lain di kawasan Asia turut menguat pada pagi ini.

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah terpantau dibuka menguat 19,50 poin atau 0,13 persen ke posisi Rp14.805,00 per dolar AS. Sementara, indeks dolar AS terpantau menguat 0,07 persen ke posisi 108,5460.

Selain rupiah, mata uang lain di kawasan Asia lain yang dibuka menguat diantaranya won Korea Selatan naik 0,09 persen, dan peso Filipina naik 0,01 persen terhadap dolar AS.

Di sisi lain, mata uang yen Jepang dibuka melemah 0,20 persen, baht Thailand melemah 0,12 persen dan yuan China turun 0,10 persen terhadap dolar AS pagi ini.

Sebelumnya, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan indeks dolar AS melemah berkaitan dengan pidato Ketua The Fed Jerome Powell mengenai petunjuk baru di jalur kebijakan moneter.

“Investor telah bersiap bank sentral AS untuk menggandakan komitmennya untuk menghancurkan inflasi pada pertemuan tahunan di Jackson Hole, Wyoming,” tulis Ibrahim dalam riset hariannya, Kamis (25/8/2022).

Selain itu, Ibrahim mengungkapkan sentimen datang dari China yang kemarin mengumumkan paket stimulus senilai 1 persen dari PDB keseluruhannya, karena menghadapi perlambatan pertumbuhan yang drastis dari penguncian Covid-19, gelombang panas yang berlangsung serta potensi krisis listrik.

Sementara itu di dalam negeri, Ibrahim mengatakan pasar memandang positif upaya pemerintah yang terus menjelaskan secara rinci apa dan mengapa pemangku kebijakan akan menaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi di akhir bulan Agustus.

Adapun kenaikan BBM bertujuan untuk mengurangi beban subsidi besar akibat harga minyak dunia yang mengalami kenaikan di atas US$100 per barel, sehingga pemerintah membutuhkan anggaran Rp198 triliun untuk membayar kompensasi dan subsidi BBM tahun ini

Selain harga minyak dunia yang terus di atas asumsi APBN, kuota BBM bersubsidi diperkirakan bisa jebol hingga 29 juta kilo liter. Hal ini bisa terjadi jika tidak ada pengendalian konsumsi BBM bersubsidi oleh pemerintah.

Berdasarkan sentimen di atas, Ibrahim memperkirakan perdagangan hari ini, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif tetapi ditutup melemah di rentang Rp14.810 - Rp14.870 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper