Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Turun Tipis, OPEC+ Ancam Pangkas Produksi

Simak update harga minyak dunia terbaru dan rencana OPEC+ untuk pangkas produksi minyak terkait sanksi Iran
Rangkaian kereta pengangkut minyak mentah, bahan bakar, dan gas cair dalam posisi miring di stasiun kereta Yanichkino, menuju ke kilang Gazprom Neft PJSC Moscow di Moskow, Rusia/Bloomberg-Andrei Rudakov
Rangkaian kereta pengangkut minyak mentah, bahan bakar, dan gas cair dalam posisi miring di stasiun kereta Yanichkino, menuju ke kilang Gazprom Neft PJSC Moscow di Moskow, Rusia/Bloomberg-Andrei Rudakov

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak rebound dari posisi terendah sesi menjadi hampir datar dalam sesi yang bergejolak pada akhir perdagangan Senin (22/8/2022). Pasar menimbang peringatan Arab Saudi bahwa OPEC+ dapat memangkas produksi terhadap kemungkinan kesepakatan nuklir yang dapat mengembalikan sanksi minyak Iran ke pasar.

Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober menetap di US$96,48 per barel, turun tipis 24 sen atau 0,25 persen. Brent telah jatuh sebanyak 4,5 persen pada hari sebelumnya, mematahkan kenaikan tiga hari berturut-turut.

Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman September, yang berakhir pada Senin (22/8/2022), merosot 54 sen atau 0,6 persen, menjadi ditutup pada level US$90,23 per barel. Kontrak Oktober yang lebih aktif turun 4 sen atau 0,03 persen menjadi US$90,41 per barel.

Dilansir dari Antara pada Rabu (23/8/2022), Menteri Energi Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman mengatakan OPEC+ memiliki komitmen, fleksibilitas, dan sarana untuk menghadapi tantangan dan memberikan panduan termasuk memangkas produksi kapan saja dan dalam bentuk yang berbeda.

Sementara itu, para pemimpin Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan Jerman membahas upaya untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2017.

Gedung Putih mengatakan pada Minggu (21/8/2022), yang dapat memungkinkan minyak Iran yang terkena sanksi, bisa kembali ke pasar global. Departemen Luar Negeri AS mengatakan kesepakatan nuklir sekarang lebih dekat daripada dua minggu lalu.

Di awal sesi, kekhawatiran bahwa kenaikan suku bunga AS yang agresif dapat menyebabkan perlambatan ekonomi global dan penurunan permintaan bahan bakar telah menekan harga.

"Fundamental jangka pendek tampaknya lebih tertahan sampai kita melihat beberapa indikasi ekonomi positif baik dari AS atau China, yang tampaknya tidak mungkin," kata Dennis Kissler, wakil presiden senior perdagangan di BOK Financial dikutip dari Antara, Selasa (23/8/2022).

Federal Reserve atau The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada September di tengah ekspektasi inflasi telah memuncak dan meningkatnya kekhawatiran resesi.

Investor akan mencermati komentar Ketua Fed Jerome Powell ketika dia berpidato di konferensi perbankan sentral global tahunan di Jackson Hole, Wyoming pada Jumat (26/8/2022).

Indeks dolar naik ke level tertinggi lima minggu pada Senin (22/8/2022). Greenback yang lebih kuat umumnya bearish karena membuatnya lebih mahal bagi pembeli dengan mata uang lain di pasar minyak dalam denominasi dolar.

"Tingginya harga gas alam yang diperburuk oleh berkurangnya pasokan dari Rusia memperkuat permintaan minyak," kata Ole Hansen, kepala strategi komoditas di Saxo Bank.

Pasokan di seluruh dunia tetap relatif ketat, dengan operator pipa yang memasok sekitar 1,0 persen minyak global melalui Rusia mengatakan akan mengurangi produksi lagi karena peralatan yang rusak.

OPEC+ memproduksi 2,892 juta barel per hari (bph) di bawah target mereka pada Juli, dua sumber dari kelompok produsen mengatakan, karena sanksi terhadap beberapa anggota seperti Rusia, dan rendahnya investasi oleh negara lain menghalangi kemampuannya untuk meningkatkan produksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper