Bisnis.com, JAKARTA – Akademisi menyampaikan harapannya terhadap pasar modal Tanah Air bertepatan dengan perayaan 45 tahun Bursa Efek Indonesia (BEI) besok, Rabu (9/8/2022).
Guru Besar Keuangan dan Pasar Modal Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UI Budi Frensidy menyampaikan bahwa saat ini ragam produk di bursa sangat kurang dan tidak ada perkembangan selama belasan tahun terakhir.
Menurutnya ragam produk di pasar modal yang dulu ada dan ramai saat ini bahkan tidak ada. Oleh sebab itu, Budi mengharapkan ke depan produk di BEI menjadi lebih bervariasi.
“Keragaman produk dan transparansi atas kebijakan yang diambil seperti suspensi, UMA, delisting, dan lain-lain ditingkatkan,” ungkap Budi kepada Bisnis, Selasa (9/8/2022).
Di sisi lain, Budi mengatakan yang menjadi keunggulan dari BEI saat ini adalah pertumbuhan jumlah emiten walaupun sebagian besar kapitalisasi pasarnya masih kecil. Selain itu, pertumbuhan jumlah investor ritel juga menjadi keunggulan di bursa.
Baca Juga
Sebagai informasi, dari sisi jumlah emiten baru, pasar Indonesia menjadi teraktif dengan jumlah perusahaan baru sebanyak 41 emiten sepanjang tahun 2022.
Kemudian, jumlah investor di pasar modal berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), terus meningkat menjadi 9,3 juta termasuk investor reksa dana yang mencapai 8,64 juta hingga Juli 2022.
Ditambah lagi, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga menorehkan kinerja paling cemerlang di Asia yang tercermin dari return yang mencapai 7,65 persen sepanjang tahun. Lalu disusul oleh indeks bursa saham Singapura (STI) dengan return 5,7 persen dan indeks bursa saham India (NSE) dengan return 0,32 persen.
Selanjutnya, dari sisi regulasi, BEI telah menerapkan multiple voting share atau saham dengan hak suara multipel (SHSM) untuk membuka jalan bagi perusahaan rintisan masuk ke pasar modal dengan tetap menjaga visi dan misi para pendiri.
Selain itu, BEI terus mengembangkan indeks acuan serta menyusun papan pencatatan dan pengembangan instrumen investasi.
Melalui pencapaian dan juga harapan terhadap BEI ke depan, Budi melihat prospek IHSG tahun ini masih menjanjikan.
"Untuk tahun ini [prospek IHSG] bagus karena sedang tinggi-tingginya harga komoditas yang menjadi andalan Indonesia,” tutup Budi.