Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali ditutup berbalik menguat pada akhir pekan ini, Jumat (5/8/2022), beriringan dengan naiknya beberapa mata uang lain di kawasan Asia. Rupiah juga ditopang data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II/2022.
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah ditutup menguat 0,26 persen atau 38,50 poin sehingga parkir di posisi Rp14.894,00 per dolar AS. Indeks dolar AS pada pukul 15.10 WIB terpantau turut menguat 0,1680 poin atau 0,16 persen ke level 105,8610.
Sementara itu, mata uang lain di kawasan Asia yang ikut menguat adalah baht Thailand menguat 0,92 persen, won Korea Selatan menguat 0,90 persen, peso Filipina naik 0,73 persen, dan rupee India naik 0,35 persen terhadap dolar AS.
Di sisi lain, mata uang lain di kawasan Asia terpantau melemah yaitu yen Jepang turun 0,25 persen, dan dolar Hongkong turun 0,0001 poin atau 0,00 persen terhadap dolar AS.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam dalam riset harian mengatakan, dolar AS mencoba menguat untuk menutup beberapa kerugian besar dan kuat sesi sebelumnya menjelang rilis laporan ketenagakerjaan bulanan AS yang diawasi secara luas.
“Fokus utama hari Jumat adalah laporan pekerjaan AS bulan Juli, yang akan memberikan petunjuk tentang bagaimana perekonomian AS berjalan,” tulis Ibrahim dalam riset harian, Jumat (5/8/2022).
Baca Juga
Ibrahim mengatakan ekonom memperkirakan nonfarm payrolls meningkat 250.000 bulan lalu, dalam pertumbuhan melambat dari 372.000 pekerjaan di bulan Juni. Hal tersebut ungkapnya akan menandai ekspansi gaji ke-19 bulan berturut-turut tetapi akan menjadi peningkatan terkecil dalam rentang itu.
Data yang dirilis pada hari Kamis menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran meningkat minggu lalu, menunjukkan beberapa pelemahan di pasar tenaga kerja, dan laporan pekerjaan akan dipelajari dengan hati-hati untuk konfirmasi potensial.
Dia juga mengatakan bahwa sejumlah pejabat tinggi The Fed telah mengambil nada hawkish dalam beberapa hari terakhir, menunjukkan bahwa bank sentral masih fokus untuk menjinakkan inflasi dan kenaikan suku bunga lebih lanjut akan datang.
Di sisi lain, bank sentral Inggris diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin, terbesar sejak 1995, menjadi 1,75 persen, yang merupakan level tertinggi sejak akhir 2008 pada awal krisis keuangan global.
Sementara itu dari domestik, Ibrahim menyampaikan banyak ekonom yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II/2022 akan berkisar 4,88 persen sampai 5,2 persen year on year (yoy).
Namun dalam rilis hari ini, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II/2022 mencapai 5,44 persen yoy. Capaian tersebut meningkat bila dibandingkan dengan kuartal sebelumnya di level 5,01 persen.
“PDB kuartal II/2022 yang berhasil melesat jauh di atas ekspektasi pasar sebagai pertumbuhan super impresif yang berasal dari booster Ramadan dan Idul Fitri,” jelasnya.
Ibrahim mengharapkan pemulihan ekonomi Indonesia akan berlanjut di tengah koreksi pertumbuhan ekonomi negara-negara maju.
Secara tahunan, dia mengungkapkan kinerja ekonomi sudah lebih tinggi daripada sebelum pandemi. Selain itu, perekonomian Indonesia yang diukur berdasarkan besaran produk domestik bruto (PDB) pada kuartal II/2022 atas dasar harga berlaku mencapai Rp4.919,9 triliun, sedangkan berdasarkan harga konstan mencapai Rp2.923,7 triliun.
Berdasarkan sentimen di atas, Ibrahim memperkirakan pergerakan rupiah awal pekan mendatang, Senin (8/8/2022), akan berfluktuatif dan kembali ditutup menguat di rentang Rp14.870 - Rp14.920.