Bisnis.com, JAKARTA – PT BNI Sekuritas memperkirakan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada bulan Agustus 2022 menguat terbatas, bekerja tidak sebaik dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Head of Technical Analyst Research BNI Sekuritas, Andri Zakarias Siregar dalam keterangan resmi mengungkapkan bahwa secara teknikal untuk jangka pendek, IHSG diperkirakan bergerak netral selama di bawah level 6.932. Hal tersebut tercermin dari Fibonacci indeks yang berada di 50 persen dari level indeks 7.355 – 6.509.
“Berdasarkan analisis ini, indeks berpeluang menguat terbatas di bulan Agustus yang di dukung oleh indikator stochastic weekly oversold atau jenuh jual dan bertahan di atas 6.793 (200 day MA),” ujar Andri dalam keterangan resmi BNI Sekuritas dikutip, Rabu (3/8/2022).
Andri menjelaskan, secara teknikal, IHSG pada Agustus 2022 pergerakannya juga diperkirakan masih kurang baik jika dibandingkan dengan periode sama pada tahun sebelumnya.
Menurutnya, kondisi indikator MACD stochastic untuk Agustus 2021 lebih bagus jika dibandingkan dengan Agustus 2022. Kondisi ini tercermin dari pergerakan indeks pada Juli 2022 yang menunjukan pola penurunan dari kondisi overbought (jenuh beli).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG pada Agustus 2021 tercatat menguat 1,32 persen dalam sebulan dan 2,86 persen year to date (ytd).
Baca Juga
Pada tahun ini, per akhir Juli 2022, BEI mencatatkan penguatan IHSG sebesar 5,02 persen ytd. Sedangkan sepanjang tahun per akhir Juni 2021, IHSG tercatat menguat 0,11 persen ytd.
Melalui keterangan yang sama, Research Analyst BNI Sekuritas Maxi Liesyaputra menjelaskan pergerakan IHSG pada Agustus ini akan dipengaruhi sejumlah sentimen.
Dari global, The Fed dikabarkan akan menaikkan suku bunga lagi setelah sebelumnya menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin. Adapun level suku bunga yang dinaikkan menurutnya akan lebih rendah.
“Kami melihat potensi kenaikan suku bunga yang lebih rendah ini tidak terlalu mempengaruhi pasar saham, hal ini tercermin dari suku bunga yang telah dinaikkan sebesar 75 basis poin dan pergerakan semua bursa saham justru mengalami kenaikan. Investor dan pelaku pasar sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi sentimen ini,” jelas Maxi.
Sebagai informasi, peningkatan suku bunga The Fed dilakukan dengan tujuan untuk menurunkan inflasi, dimana inflasi global saat ini dalam posisi tinggi. Sementara inflasi Indonesia posisi terakhir berada di 4,94 persen pada Juli 2022.
Di mana angka tersebut lebih tinggi dari target awal Bank Indonesia (BI) yang berada di posisi 3 persen-4 persen.
Adapun BNI Sekuritas memperkirakan inflasi Indonesia berada di 4,1 persen-4,7 persen sampai akhir tahun. Perkiraan ini ungkap Maxi masih mungkin dicapai seiring mulai menurunnya harga komoditas pangan dan energi di pasar global.
Dia mengatakan dari dalam negeri, investor saat ini tengah menunggu pertumbuhan ekonomi kuartal II-2022. Sebagaimana diketahui, International Monetary Fund (IMF) memproyeksikan ekonomi Indonesia tumbuh 5,3 persen pada 2022 dan 5,2 persen pada 2023, dibandingkan dengan tahun 2021 yang berada di posisi 3,7 persen.
Berdasarkan sentimen dan perkiraan di atas, BNI Sekuritas mengungkapkan, investor dapat mencermati saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan target harga (TP) Rp. 4.540 – 4.630, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan TP Rp 7.750/Rp 7.900, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) TP Rp 4.560/Rp 4.650, PT Astra International Tbk (ASII) TP Rp 6.500/6.700 dan PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) TP Rp 3.700.
Saham lainnya yang dapat dicermati adalah PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dengan TP Rp 4.520/Rp 4.630, PT Medco Energi International Tbk (MEDC) TP Rp 680/Rp 720, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) TP Rp 2.150/Rp 2.330, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) Rp 5.350/Rp 5.450, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) TP Rp 1.800/Rp 1.860, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) TP Rp 350/Rp 370.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.