Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan hari ini, Rabu (27/7/2022) di tengah penantian investor terhadap kenaikan suku bunga The Fed.
IHSG berada pada posisi 6.898,21 atau naik 0,39 persen. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada rentang 6.861 - 6.911.
Tercatat, 266 saham menguat, 262 saham melemah dan 155 saham bergerak ditempat. Kapitalisasi pasar terpantau pada posisi Rp9.087,79 triliun.
PT Chemstar Indonesia Tbk (CHEM) terpantau menjadi saham dengan kenaikan terbesar pada hari ini setelah menguat 20,19 persen ke Rp125.
Saham lain yang terpantau menguat adalah PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) yang naik 6,42 persen ke Rp398, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) yang menguat 5,71 persen ke level Rp296 serta PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dengan kenaikan 3,8 persen ke Rp3.280.
Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang menjelaskan kenaikan harga dua komoditas batu bara dan CPO bakal berdampak positif terhadap kinerja emiten berbasis komoditas tersebut pada perdagangan hari ini.
Baca Juga
"Cukup tajamnya kenaikan harga Coal delivery Agustus sebesar 7,04 persen serta CPO sebesar 4,18 persen berpotensi mendorong naik saham-saham berbasis Coal dan CPO dalam perdagangan Rabu ini di saat market secara keseluruhan kurang kondusif," jelasnya dalam riset, Rabu (27/7/2022).
Kondisi pasar yang tidak kondusif menyusul turunnya Indeks di Wall Street DJIA turun 0,71 persen dan Nasdaq turun 1,87 persen seiring cukup mengecewakannya rilis laporan keuangan emiten.
Selain itu, terjadi penurunan indeks EIDO sebesar 0,49 persen padahal IHSG kemarin ditutup naik sebesar 0,2 persen serta jatuhnya harga beberapa komoditas energi seperti minyak dan hasil pertambangan seperti emas, nikel, dan timah.
"Kurang kondusifnya pasar ini sambil menunggu pengumuman dari The Fed pada Rabu, 27 Juli 2022 dimana The Fed diperkirakan akan menaikkan FFR sebesar 75 bps," paparnya.
Infovesta Utama memperkirakan The Fed kembali menaikkan suku bunga 75 basis poin (bps) pada pekan ini untuk merespon peningkatan inflasi yang tinggi dengan pengetatan moneter tersebut. Kenaikan suku bunga ini pun telah diikuti beberapa negara lain.
Hal ini akan menyebabkan aktivitas ekonomi negara lebih lambat dan lesu yang dapat menyebabkan pelemahan pertumbuhan ekonomi global. Bahkan pertumbuhan ekonomi global pada 2022 diperkirakan lebih rendah dari proyeksi sebelumnya 3,5 persen menjadi 2,9 persen.
“Kami melihat kondisi pasar yang fluktuatif akan terus berlanjut sejalan dengan pelemahan ekonomi global. Meskipun perbaikan ekonomi domestik diperkirakan akan terus berlanjut namun dampak ekonomi global tetap perlu diwaspadai,” tulisnya.
Infovesta pun menyarankan investor tetap berhati-hati dan menunggu waktu yang tepat alias wait and see dalam berinvestasi. Adapun Infovesta memperkirakan kinerja reksa dana saham maupun reksa dana pendapatan tetap masih dalam tren bearish sejalan dengan pelemahan ekonomi global.