Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tak Cuma Grebek Rumah Pendiri Terra Luna, Polisi Juga Sasar Bursa Kripto Korsel

Aksi investigasi atas dugaan aktivitas ilegal di balik stablecoin TerraUSD juga menyasar bursa kripto di Korsel.
Tangkapan layan harga token Terra Luna di situs Coinbase pada Jumat, 8 April 2022. Harga aset ini anjlok hingga 99,98 persen hingga menyentuh $0.00003618 pada Jumat (13/5/2022)./Bloomberg
Tangkapan layan harga token Terra Luna di situs Coinbase pada Jumat, 8 April 2022. Harga aset ini anjlok hingga 99,98 persen hingga menyentuh $0.00003618 pada Jumat (13/5/2022)./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Jaksa Korea Selatan menggerebek rumah salah satu pendiri Terraform Labs Daniel Shin saat memperdalam penyelidikan atas tuduhan aktivitas ilegal di balik stablecoin TerraUSD dan token Terra Luna yang anjlok.

Melansir Bloomberg pada Jumat (22/7/2022), tindakan penggerebekan dilakukan di bursa crypto dan kantor pada Rabu (20/7/2022), termasuk rumah Shin dan aplikasi pembayarannya Chai Corporation.

Polisi juga mengunjungi dua perusahaan afiliasi, berdasarkan pernyataan juru bicara kejaksaan sambil menolak untuk memberikan rincian lebih lanjut dalam penyelidikan yang sedang berlangsung.

Pembuat kebijakan di seluruh dunia telah memusatkan perhatian pada stablecoin mengingat gejolak di pasar cryptocurrency, terutama saat runtuhnya token TerraUSD yang heboh pada Mei 2022. Kejatuhan TerraUSD memicu perdebatan tentang apakah ledakan eksperimen crypto dapat menimbulkan risiko bagi sistem keuangan yang lebih luas, bersama dengan seruan untuk regulasi yang lebih kuat.

Di Korea Selatan, jaksa melakukan penggerebekan pekan ini di 15 area, termasuk tujuh bursa lokal seperti Upbit, Bithumb, dan Gopax. Tindakan itu terjadi sekitar sebulan setelah pihak berwenang melarang karyawan aktif dan mantan Terraform Labs meninggalkan negara itu. Kemudian, Jaksa memanggil mantan pejabat di unit Terraform Labs untuk diinterogasi.

Jaksa juga mencari tahu apakah salah satu pendiri perusahaan lainnya, Do Kwon, menghindari pajak dengan memindahkan keuntungan dari transaksi cryptocurrency ke akun luar negeri.

Shin dan Kwon, yang diyakini berada di Singapura, tidak segera menanggapi permintaan komentar. Diketahui, kedua pengusaha cryptocurrency tersebut memulai Terraform Labs bersama pada 2018 dan awalnya membagi kepemilikan 50-50.

“Ide mereka adalah menggunakan teknologi blockchain untuk layanan pembayaran. Tetapi karena Korea Selatan tidak memiliki rezim peraturan untuk penawaran semacam itu, Shin dan Kwon memutuskan untuk berpisah,” ungkap Chai.

Pada Maret 2020, Shin mengundurkan diri dari posisinya sebagai Chief Executive Officer (CEO) Terraform Labs dan mengurangi sahamnya di perusahaan untuk fokus membangun Chai.

“Kwon mengambil alih Terraform Labs, yang meluncurkan blockchain Terra untuk mendukung aplikasi keuangan terdesentralisasi,” kata Chai.

TerraUSD, atau UST, dan token saudaranya Luna menjadi bagian penting dari proyek Kwon yang lebih luas guna mendukung aplikasi seperti protokol pinjaman Anchor. Premis utama yang menopang ekosistem Terra secara lebih luas adalah pasak UST terhadap dolar Amerika Serikat (AS), yang seharusnya dilindungi oleh campuran kompleks algoritma dan insentif pedagang yang melibatkan Luna. Itu adalah model yang berbeda dengan stablecoin lain seperti USDC, yang didukung oleh uang tunai dan aset likuid lainnya.

UST tumbang dari pasaknya pada awal Mei ketika mekanisme gagal melindunginya dari aksi jual yang tajam sehingga membuat Luna hampir tidak berharga dan menghapus sekitar $40 miliar nilai pasar gabungan. Insiden UST, pada gilirannya, memperburuk kekalahan aset digital.

Sejak UST anjlok, Shin telah memasang pemberitahuan di Aplikasi Chai yang menjauhkan dirinya dari Kwon dan TerraLabs.

Sementara, beberapa investor Luna mengajukan keluhan kepada jaksa Korea Selatan pada Mei dengan menuduh Kwon dan perusahaannya telah melakukan penipuan serta terlibat dalam penggalangan dana gelap.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper