Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Triputra Agro (TAPG) Rogoh Kocek Rp150 Miliar Bangun Pabrik Sawit Baru

Triputra Agro Persada (TAPG) tengah melanjutkan rencana ekspansinya pada 2022 dengan membangun sebuah pabrik Palm Kernel Oil (PKO) dengan biogas di Kalimantan Tengah.
Penyelenggaraan RUPST PT Triputra Agro Persada Tbk. (TAPG) pada Jumat (25/6/2021). George Oetomo (Direktur), Budiarto Abadi (Direktur), Tjandra Karya Hermanto (Presiden Direktur), Toddy M Sugoto (Komisaris/ Pemimpin Rapat), Ir. Maruli Gultom (Komisaris Independen) dan Sutedjo Halim (Direktur)./ TAPGrn
Penyelenggaraan RUPST PT Triputra Agro Persada Tbk. (TAPG) pada Jumat (25/6/2021). George Oetomo (Direktur), Budiarto Abadi (Direktur), Tjandra Karya Hermanto (Presiden Direktur), Toddy M Sugoto (Komisaris/ Pemimpin Rapat), Ir. Maruli Gultom (Komisaris Independen) dan Sutedjo Halim (Direktur)./ TAPGrn

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten perkebunan PT Triputra Agro Persada Tbk. (TAPG) melanjutkan upaya ekspansinya dengan membangun pabrik palm kernel oil (PKO) yang ditargetkan rampung pada akhir 2022.

Sekretaris Perusahaan TAPG Joni Tjeng memaparkan, TAPG telah merampungkan pembangunan satu pabrik kelapa sawit (PKS) di Kalimantan Timur. Ia mengatakan pabrik tersebut telah selesai dan beroperasi pada Mei lalu.

Ia menjelaskan, saat ini TAPG tengah melanjutkan rencana ekspansinya pada 2022 dengan membangun sebuah pabrik Palm Kernel Oil (PKO) dengan biogas di Kalimantan Tengah. Rencananya, pabrik tersebut akan memiliki kapasitas 300 ton per hari.

Pabrik yang akan menelan dana sekitar Rp150 miliar tersebut ditargetkan rampung pada akhir 2022 mendatang.

“Tadinya kami targetkan di pertengahan tahun ini, tapi sepertinya akan sedikit mundur ke kuartal III atau kuartal IV tahun 2022,” jelasnya dalam acara peluncuran New Journey of TAPG Sustainability, Kamis (21/7/2022).

Joni melanjutkan, perusahaan optimistis dapat membukukan pertumbuhan kinerja keuangan dan operasional di sisa tahun 2022. TAPG yakin dapat mencatatkan pertumbuhan produksi tandan buah segar (TBS) sebesar 15 persen dibandingkan dengan tahun 2021.

Selain kenaikan produksi, keyakinan perusahaan juga didukung oleh tren harga CPO yang diprediksi akan bertahan di level yang tinggi. TAPG optimistis harga CPO akan rebound pada kuartal III dan kuartal IV seiring dengan masalah produksi yang terjadi di Malaysia.

“Dengan produksi perusahaan yang tumbuh, kami juga optimistis kinerja penjualan kami akan tumbuh signifikan setelah cenderung flat pada 2020–2021,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper