Bisnis.com, JAKARTA - Dalam upaya memperkuat strategi bisnis dan komitmen berkelanjutan, PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) mengumumkan pengangkatan Jap Hartono sebagai Direktur Utama dan Akhmad Faisyal sebagai Direktur.
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) yang diselenggarakan di Financial Hall, Graha CIMB Niaga, Jakarta, hari ini, terjadi perubahan susunan Direksi Perseroan.
Nasarudin Bin Nasir dan Syafril Harahap mengundurkan diri, sementara Jap Hartono dan Akhmad Faisyal diangkat sebagai Direktur Utama dan Direktur.
Dalam paparannya, Jap Hartono, Direktur Utama SSMS yang baru diangkat, menyampaikan strategi bisnis Perseroan yang sejalan dengan program hilirisasi industri kelapa sawit pemerintah.
Hal ini bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah komoditas kelapa sawit melalui proses pengolahan menjadi produk turunan yang memiliki nilai jual lebih tinggi. SSMS telah memperkuat industri yang terintegrasi, meningkatkan pertumbuhan perekonomian daerah dan nasional, dengan mencatatkan pendapatan sebesar Rp10,7 triliun pada tahun 2023.
Produksi SSMS pada tahun 2023 mencapai 2.345.131 MT tandan buah segar (TBS) dan 2.197.816 MT produk sawit. Produksi ini meningkat 24% dari tahun sebelumnya.
Baca Juga
Meskipun demikian, produksi TBS dari perkebunan inti mengalami penurunan 7,48% dibandingkan tahun 2022, disebabkan oleh berkurangnya lama penyinaran matahari. Namun, volume penjualan SSMS meningkat 13% menjadi 1.488.795 MT, dibandingkan dengan 1.321.396 MT tahun sebelumnya.
Pada 2023, SSMS membukukan laba bersih sebesar Rp518 miliar, dengan total aset yang tumbuh 6% menjadi Rp11,8 triliun. Meskipun demikian, liabilitas Perseroan juga meningkat 8% menjadi Rp9,8 triliun pada tahun yang sama.
Langkah strategis yang diambil oleh SSMS termasuk akuisisi Perusahaan afiliasi melalui debt equity swab dan pelunasan obligasi global senilai USD300 juta. Pada Desember 2023, SSMS menjadi pemegang saham mayoritas dari PT Citra Borneo Utama Tbk dengan kepemilikan saham mencapai 78,22%.
Selain itu, SSMS juga berfokus pada segmen hilir (downstream), memproduksi dan menjual produk turunan minyak sawit seperti RBDPO, PFAD, Olein, Stearin, CPKO, dan PKE. Perseroan didukung oleh pabrik refinery dan fraksinasi dengan total kapasitas produksi sebesar 2.500 ton CPO per hari atau 850.000 ton CPO per tahun.
Jap Hartono menekankan komitmen SSMS terhadap industri yang berkelanjutan. Perseroan telah meraih 100% sertifikasi dari Roundtable Sustainability Palm Oil (RSPO) dan Indonesia Sustainability Palm Oil (ISPO), serta menjalankan program RaCP-RSPO dan program Perhutanan Sosial.
“Hingga akhir tahun 2023, kegiatan usaha perseroan didukung oleh 10 anak perusahaan, dengan mengelola kegiatan usaha yang terintegrasi, yang terdiri dari 23 perkebunan kelapa sawit, 8 pabrik kelapa sawit (PKS), 1 pabrik inti kelapa sawit, 2 pabrik biogas, 1 pabrik Bio-CNG, 1 pabrik pemurnian, 1 pabrik fraksinasi dan 1 pabrik kernel crushing,” kata Jap Hartono,
SSMS juga melakukan berbagai inisiatif hijau seperti program ketelusuran (Traceability), pelestarian kawasan dengan Nilai Konservasi Tinggi (NKT) dan Stok Karbon Tinggi (SKT), serta program pelestarian orangutan.
Akhmad Faisyal, Direktur Perseroan, menekankan pentingnya tata kelola yang baik dan komitmen terhadap keberlanjutan dalam menjaga keseimbangan antara pembangunan, kesejahteraan masyarakat, dan kelestarian alam.
“Pencapaian Perseroan selama ini diraih berkat dukungan yang berkesinambungan dari seluruh pemangku kepentingan yang telah mempercayai SSMS, semoga kerja sama yang baik ini dapat terus berlanjut dan ditingkatkan di masa-masa mendatang,” pungkas Akhmad Faisyal.
Joyceline Munthe