Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Melonjak 1 Persen Lebih, Pasokan Global Masih Ketat

Harga minyak menguat didorong ketatnya pasokan global dan pelemahan dolar AS.
Harga minyak menguat didorong ketatnya pasokan global dan pelemahan dolar AS. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Harga minyak menguat didorong ketatnya pasokan global dan pelemahan dolar AS. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak naik 1 persen lebih ke atas US$104 per barel karena kekhawatiran pasokan yang lebih ketat dan dolar yang lebih lemah.

Harga minyak Brent kontrak September naik US$1,08 atau 1,0 persen menjadi US$107,35 per barel pada Selasa (19/7/2022). Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) AS kontrak Agustus naik US$1,62 atau 1,6 persen, menjadi US$104,22 per barel.

Mengutip Antara, harga minyak Brent membukukan penutupan tertinggi sejak 4 Juli dan WTI tertinggi sejak 8 Juli. Pada satu titik selama sesi bergejolak, kedua tolok ukur sempat turun sekitar US$2 per barel.

"Minyak mentah telah melakukan perputaran yang luar biasa hari ini," kata Robert Yawger, direktur eksekutif energi berjangka di Mizuho.

Dolar AS merosot ke level terendah dua minggu terhadap sekeranjang mata uang lainnya, membuat minyak lebih murah bagi pembeli yang menggunakan mata uang lainnya.

Harga minyak sebelumnya melemah, didukung oleh kekhawatiran pasokan karena sanksi Barat terhadap Rusia, tetapi ditekan oleh upaya bank-bank sentral global untuk menjinakkan inflasi yang memicu kekhawatiran bahwa potensi resesi dapat memangkas permintaan energi.

Pada Jumat (15/7/2022), open interest di bursa berjangka New York Mercantile Exchange turun ke level terendah sejak September 2015 karena investor memangkas aset berisiko seperti komoditas, khawatir bahwa Federal Reserve akan terus menaikkan suku bunga AS.

Pipa AS-Kanada Keystone beroperasi pada kapasitas yang dikurangi pada Senin (18/7/2022) setelah stasiun pompa ditutup.

Kepala National Oil Corp (NOC) Libya yang baru, Farhat Bengdara, menolak tantangan untuk penunjukannya dan memulai pekerjaan di beberapa ladang dan pelabuhan yang ditutup.

Pekan lalu, Presiden AS Joe Biden mengunjungi pengekspor minyak utama Arab Saudi, pemimpin de facto Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), yang ekspor minyak mentahnya tergelincir pada Mei ke level terendah empat bulan.

Biden berharap untuk mencapai kesepakatan tentang dorongan produksi minyak untuk menjinakkan harga bahan bakar, tetapi menteri luar negeri kerajaan itu mengatakan masalah pasar bukanlah kekurangan minyak mentah tetapi kurangnya kapasitas penyulingan.

Di Amerika Serikat, ekspektasi untuk peningkatan persediaan minyak mentah membebani harga. Analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan persediaan minyak mentah naik 1,4 juta barel pekan lalu.

American Petroleum Institute (API), sebuah kelompok industri, akan mengeluarkan laporan persediaannya pada Selasa pukul 20.30 GMT. Badan Informasi Energi AS (EIA) akan melapor data stoknya pada Rabu pukul 14.30 GMT.

Pada Selasa (19/7/2022), orang-orang yang mengetahui rencana Biden mengatakan kepada Reuters bahwa presiden berencana untuk mengumumkan langkah-langkah federal baru yang ditujukan untuk krisis iklim pada Rabu waktu setempat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Hafiyyan
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper