Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Melonjak 5 Persen, Terangkat Dua Sentimen

Harga minyak melonjak 5 persen ke atas US$102 per barel karena pelemahan dolar AS dan pasokan pasar yang ketat.
Harga minyak melonjak 5 persen ke atas US$102 per barel karena pelemahan dolar AS dan pasokan pasar yang ketat. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Harga minyak melonjak 5 persen ke atas US$102 per barel karena pelemahan dolar AS dan pasokan pasar yang ketat. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak melonjak 5 persen lebih didorong oleh pelemahan dolar dan ekspektasi bahwa Federal Reserve AS tidak akan menaikkan suku bunga agresif. Di sisi lain, pasokan pasar masih ketat antara suplai dan permintaan.

Harga minyak mentah Brent kontrak September melonjak US$5,11 atau 5,1 persen menjadi US$106,27 per barel pada Senin (18/7/2022). Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS kontrak Agustus ditutup naik US$5,01 atau 5,1 persen, menjadi US$102,6 per barel.

Pada Jumat (15/7/2022) dua pejabat Federal Reserve AS mengindikasikan bank sentral kemungkinan hanya akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada pertemuan 26-27 Juli, mengutip Antara. Laporan sebelumnya bahwa Fed sedang mempertimbangkan keputusan 100 basis poin mengirim pasar lebih rendah akhir pekan lalu.

Dolar AS mundur dari level tertinggi 20 tahun pada Senin (18/7/2022), mendukung harga-harga komoditas. Dolar AS yang lebih lemah membuat komoditas berdenominasi dolar lebih terjangkau bagi pemegang mata uang lainnya.

"Kemajuan kuat hari ini sebagian besar dihasilkan dari pelemahan dolar AS yang cukup besar dan berbasis luas yang telah memberikan pendorong utama di balik perubahan harga minyak harian selama beberapa minggu terakhir," kata Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates LLC di Galena, Illinois.

Baik Brent maupun WTI pekan lalu mencatat penurunan mingguan terbesar mereka dalam waktu sekitar satu bulan.

Pasokan minyak tetap ketat. Seperti yang diperkirakan, perjalanan Presiden AS Joe Biden ke Arab Saudi tidak menghasilkan janji apa pun dari produsen utama OPEC untuk meningkatkan pasokan minyak.

Biden ingin produsen minyak Teluk meningkatkan produksi untuk membantu menurunkan harga minyak.

Monopoli ekspor gas Rusia Gazprom menyatakan force majeure pada pasokan gas ke Eropa untuk setidaknya satu pelanggan utama, menurut surat yang dilihat oleh Reuters, berpotensi meningkatkan konflik antara Moskow dan Eropa.

Itu menambah dukungan pada harga minyak, karena para pedagang melihatnya berpotensi sebagai pendahulu dari tindakan Rusia untuk menggunakan energi sebagai senjata.

"Risiko jelas lainnya ... adalah bahwa Rusia akan lebih jauh memangkas pasokan energi ke Eropa untuk mencoba menaikkan biaya mendukung Ukraina dan menjatuhkan sanksi," kata Helima Croft, kepala strategi komoditas global di RBC Capital Markets.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Hafiyyan
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper