Bisnis.com, JAKARTA - Holding BUMN Danareksa menyiapkan sejumlah strategi bagi anak usahanya untuk bertransformasi. Transformasi tersebut diharapkan dapat pula mendongkrak kinerja perseroan dengan target laba bersih mendekati Rp1 triliun tahun ini.
Direktur Utama PT Danareksa, Arisudono Soerono menyebut Holding Danareksa adalah holding yang unik. Ketika holding BUMN lain pada umumnya bergerak di satu sektor industri, holding Danareksa justru menaungi berbagai sektor industri.
Sesuai Peraturan Pemerintah No.7/2022 terdapat 10 perusahaan BUMN yang bergabung menjadi anggota Holding, yakni PT Perusahaan Pengelola Aset, PT Kawasan Industri Medan, PT Kawasan Industri Wijayakusuma, PT Kawasan Industri Makassar, PT Kawasan Berikat Nusantara, PT Surabaya Industrial Estate Rungkut, PT Jakarta Industrial Estate Pulogadung, PT Nindya Karya, PT Balai Pustaka, dan PT Kliring Berjangka Indonesia.
Ari menjelaskan Holding Danareksa beranggotakan perusahaan BUMN skala kecil dan menengah dengan rata-rata aset sebesar Rp3,5 triliun yang ketika dijadikan satu di bawah holding memberi kekuatan baru.
"Pada saat disatukan menjadi holding, maka keseluruhan aset holding tahap 1 menjadi Rp49,1 Triliun dengan laba bersih di tahun 2020 proforma konsolidasi tahap 1 adalah Rp468,6 miliar dan laba bersih tahun 2021 proforma konsolidasi tahap 1 adalah Rp796 miliar," terangnya, Rabu (20/7/2022).
Besarnya nilai aset dan laba konsolidasi dibandingkan dengan bila BUMN-BUMN anggota holding berdiri sendiri menggambarkan manfaat pembentukan holding ini.
Baca Juga
Dengan neraca yang lebih kuat, upaya penciptaan nilai tambah melalui inovasi model bisnis, peningkatan kompetensi SDM dan perbaikan proses dapat dilakukan dengan baik. Ari menegaskan, peningkatan kinerja tersebut juga dipengaruhi dari peningkatan kompetensi SDM yang menjadi perhatian utama dari Holding Danareksa.
Danareksa juga menyiapkan anak usahanya agar memiliki standar global dengan menghasilkan return investasi yang setara dengan perusahaan-perusahaan global.
"Target kami peningkatan nilai return yang dihasilkan BUMN-BUMN itu sesuai return skala global, sehingga menarik masuk investor global. Semua bergantung return [jenis industri] masing-masing, value creation, benchmark global," tambahnya.
Ari menargetkan pertumbuhan aset seiring masuknya BUMN baru di tahap kedua nanti menjadi Rp70 triliun. Adapun, pada akhir 2022 target laba bersihnya mendekati Rp1 triliun.
Holding ini memiliki sejumlah strategi mentransformasikan bisnis anak-anak usaha, antara lain menyiapkan perusahaan Sub Klaster Kawasan Industri menjadi kelompok pengelola kawasan dengan rentang lokasi dan layanan dukungan yang lengkap bagi investor.
Kemudian, menyiapkan Perusahaan Pengelolaan Aset (PPAS) menjadi perusahaan turn around terdepan di Indonesia dalam bidang restrukturisasi, pengelolaan NPL, dan investasi.
Selanjutnya, mentransformasikan Nindya Karya menjadi perusahaan konstruksi berbasis Green Environmental Development (ESG).
Danareksa juga bakal mentransformasikan Balai Pustaka menjadi IP Licensing Company. Diteruskan transformasi Kliring Berjangka Indonesia sebagai perusahaan digital berlisensi Kliring dengan memanfaatkan peluang perkembangan dan penguasaan teknologi.
BUMN yang masuk ke holding ini memiliki sektor yang berbeda, ada Jasa Keuangan, Konstruksi, Kawasan Industri dan Teknologi. Masuknya sejumlah BUMN ini menambah portofolio anak perusahaan dan entitas asosiasi Danareksa yang awalnya berjumlah 5 perusahaan, kini menjadi total 15 perusahaan.
"Selanjutnya sesuai peta jalan Kementerian BUMN, masih ada 6 BUMN lagi yang akan di-inbreng sebagai tahap 2 holding Danareksa, yang kami rencanakan untuk dilakukan di tahun ini," jelas Ari.
Sebagai induk holding, perusahaan yang telah berdiri sejak 1976 ini berkomitmen berkomitmen untuk meningkatkan skala entitas yang dikelola dan memberikan manfaat kepada stakeholders melalui 25 inisiatif strategis di bidang Tata Kelola, Sumber Daya Manusia, Teknologi Informasi, Keuangan, dan Manajemen Resiko, serta pembentukan project management office (PMO) untuk sinergi dan penciptaan nilai tambah.
Menteri BUMN Erick Thohir kembali melakukan penataan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara. Kini, Danareksa telah diresmikan menjadi Holding yang membawahi beberapa perusahaan lintas sektor untuk memperkuat bisnis dan optimalisasi sumber daya perusahaan.
Danareksa menjadi holding spesialis transformasi pertama milik BUMN yang berstandar dan berskala internasional.
Dalam peluncuran Holding Danareksa yang dilakukan di Jakarta, hari ini (20/7), Menteri Erick mengatakan, transformasi yang dijalankan BUMN, termasuk Danareksa telah mencatatkan hasil yang luar biasa.
Dengan efisiensi dan konsolidasi serta dengan Good Corporate Governance yang baik, transformasi-transformasi ini terbukti menghasilkan peningkatan pendapatan pemerintah dari BUMN hingga Rp60 triliun di masa krisis pandemi lalu.
Erick menuturkan, tujuan dibentuknya holding ini adalah agar terciptanya sinergitas bisnis model di antara perusahaan BUMN yang tidak masuk dalam 12 klaster.
“Ada perusahaan-perusahaan atau investasi BUMN yang saya rasa perlu pemikiran, pendampingan secara kontinyu. Padahal potensinya luar biasa,” ujar Erick.
Dia menegaskan amanah untuk mengelola transformasi anak-anak perusahaan merupakan tugas besar yang harus dituntaskan dan tidak kehabisan 'stamina' di tengah jalan.