Bisnis.com, JAKARTA - Emiten perkebunan kelapa sawit, PT Sumber Tani Agung Resources Tbk. (STAA) atau STA Resources memutuskan pembagian dividen dalam Rapat Umum Pemegang SahamTahunan (RUPST).
Mosfly Ang, Direktur Utama STA Resources, mengatakan RUPS STAA menyetujui sejumlah agenda penting seperti pengesahan laporan tahunan tahun buku 2021 dan penetapan penggunaan laba bersih tahun buku 2021 yang senilai Rp 1,08 triliun.
"Para pemegang saham menyetujui pembagian dividen tunai sebesar Rp359,03 miliar, setara dengan 33,34 persen Dividend Payout Ratio (DPR) dan 2,87 persen Dividend Yield per harga saham Rp1.250," paparnya setelah RUPS, Jumat (15/7/2022).
Dividen ini terdiri dari Rp250 miliar sebagai dividen interim yang sudah dibagikan kepada para pemegang saham sebelum perusahaan melakukan penawaran mum perdana saham (Initial Public Offering/IPO) dan Rp109,03 miliar atau setara dengan Rp 10 per lembar saham yang dibagikan sebagai dividen tunai.
STAA memang berkomitmen akan membagikan dividen kepada para pemegang saham sesuai dengan komitmen saat perusahaan memutuskan untuk listing di BEI.
Saham STAA pertama kali resmi tercatat (listing) di papan perdagangan BEI pada10 Maret 2022. Selain itu, perseroan juga berkomitmen untuk membagikan dividen sebesar 30 persen DPR di tahun mendatang.
Baca Juga
“Setelah IPO, kami berencana membagikan dividen kas kepada pemegang saham di kisaran 30 persen dari laba bersih dengan tidak mengabaikan tingkat kesehatan keuangan kami dan tanpamengurangi hak dari RUPS untuk menentukan lain sesuai dengan anggaran dasar perseroan,” jelasnya.
Adapun dari laba bersih 2021, akan dialokasikan Rp218,07 miliar untuk dana cadangan wajib perusahaan dan sisa dana yang belum ditentukan penggunaannya akan ditetapkan sebagai laba ditahan untuk menambah modal kerja perusahaan.
Tahun lalu, STAA berhasil membukukan penjualan neto Rp5,88 triliun, naik 39,96 persen dari Rp4,20 triliun pada 2020. Dari penjualan tersebut, laba periode tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp1,08 triliun, meroket 162,72 persen dari Rp410,03 miliar di tahun 2020.
Di sisi lain, dalam RUPST tersebut juga disampaikan laporan realisasi penggunaan dana bersih hasil IPO STAA sebesar Rp526,69 miliar. Per Juni 2022, dana IPO sudah dipakai untuk pembangunan refinery Rp1,48 miliar (0,28 persen dari target alokasi), pembangunan fasilitas dermaga Rp 304 juta (0,06 persen) dan tangki timbun Rp25,50 juta (0,00 persen).
"Jadi, dana IPO baru terpakai Rp1,81 miliar dan tersisa Rp524,88 miliar yang belum digunakan," papar Mosfly Ang.