Bisnis.com, JAKARTA — Emiten CPO, PT Sumber Tani Agung Resources Tbk. (STAA) membukukan kenaikan pendapatan dan laba bersih sepanjang semester I/2025. STAA meraih laba bersih sebesar Rp656,7 miliar sepanjang semester I/2025.
Capaian laba bersih ini meningkat 55,15% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp423,2 miliar.
Head of Investor Relations STAA Kevin Wijaya mengatakan capaian pada kuartal kedua ini menegaskan posisi STAA sebagai perusahaan kelapa sawit yang tangguh dan siap tumbuh secara berkelanjutan.
“Dengan dukungan fasilitas hilir yang baru dan struktur keuangan yang solid, kami optimistis STAA mampu memaksimalkan peluang pasar dan terus menciptakan nilai jangka panjang bagi pemegang saham dan seluruh pemangku kepentingan,” ucapnya.
Manajemen STAA juga menjelaskan kombinasi penguatan harga jual serta peningkatan volume penjualan membuat pendapatan STAA tumbuh 33,2% YoY menjadi Rp3,59 triliun dari sebelumnya Rp2,69 triliun.
Menurut manajemen, seluruh segmen utama perseroan, yaitu CPO, PK, dan CPKO, mencatatkan pertumbuhan yang positif selama periode ini.
STAA juga mencatatkan EBITDA sebesar Rp1,14 triliun, dengan margin EBITDA yang tetap sehat berkat efisiensi biaya dan optimalisasi proses produksi.
Laba usaha tercatat tumbuh signifikan menjadi Rp966,74 miliar, mencerminkan kekuatan operasional yang solid dan disiplin manajerial yang konsisten.
Adapun dari sisi operasional, total produksi Tandan Buah Segar (TBS) pada kuartal ini mencapai 275.248 ton, tumbuh 4,8% YoY. Produksi itu bersumber dari kontribusi kebun inti meningkat 4,4% dan plasma 9,2%.
Pada saat yang sama, yield per hektare tercatat sebesar 4,5% untuk kebun inti dan 4,4% untuk plasma. Menurut manajemen STAA, hal tersebut mengindikasikan efektivitas penerapan praktik agronomi berkelanjutan, adaptasi iklim, dan keberhasilan program peremajaan tanaman.
Manajemen juga menjelaskan struktur keuangan STAA tetap kokoh, dengan total aset mencapai Rp8,35 triliun per 30 Juni 2025, naik dari Rp8,08 triliun pada akhir 2024. Ekuitas STAA tumbuh menjadi Rp5,96 triliun, memperkuat fundamental perusahaan.
Manajemen STAA mengatakan secara resmi telah memulai operasional pabrik refinery barunya pada Juli 2025. Fasilitas hilir ini memperluas kapabilitas perusahaan dalam memproduksi produk derivatif kelapa sawit bernilai tambah tinggi secara mandiri.
Inisiatif ini diproyeksi manajemen tidak hanya memperkuat margin profitabilitas, tetapi juga membuka akses pasar yang lebih luas, terutama pada segmen ekspor dan produk turunan.