Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lonjakan Inflasi AS Buka Peluang The Fed Kerek Suku Bunga 100 bps

Inflasi AS yang melonjak membuka peluang 78 persen The Fed akan mengerek suku bunga 100 bps, naik dari 75 bps sebelum rilis data inflasi. Hal ini memberikan sentimen negatif terhadap pasar saham.
Gedung Federal Reserve Marriner S. Eccles di Washington, DC. Inflasi AS yang melonjak membuka peluang 78 persen The Fed akan mengerek suku bunga 100 bps, naik dari 75 bps sebelum rilis data inflasi. Hal ini memberikan sentimen negatif terhadap pasar saham. Bloomberg/ Tom Brenner
Gedung Federal Reserve Marriner S. Eccles di Washington, DC. Inflasi AS yang melonjak membuka peluang 78 persen The Fed akan mengerek suku bunga 100 bps, naik dari 75 bps sebelum rilis data inflasi. Hal ini memberikan sentimen negatif terhadap pasar saham. Bloomberg/ Tom Brenner

Bisnis.com, JAKARTA - Meningkatnya inflasi AS 9,1 persen pada Juni 2022 membuka peluang kenaikan suku bunga The Fed yang lebih agresif, yakni 100 bsp pada pertemuan 26-27 Juli 2022.

Melansir Investors.com, tingkat inflasi atau indeks harga konsumen (IHK) utama AS melonjak menjadi 9,1 persen di bulan Juni dari 8,6 persen di bulan Mei, level tertinggi baru dalam 40 tahun dan di atas proyeksi 8,8 persen. Inflasi inti, yang menghapus makanan dan energi, turun tipis menjadi 5,9 persen dari 6 persen.

Dengan harga minyak mentah dan bensin yang turun secara signifikan dari pertengahan Juni, inflasi utama akhirnya mungkin agak mendingin di bulan Juli. Namun, kenaikan harga berbasis luas Juni adalah tanda yang tidak menyenangkan untuk inflasi jangka panjang.

Inflasi inti naik 0,7 persen vs. Mei, bulan ketiga berturut-turut dari percepatan kenaikan, secara berurutan dan tidak bulat. Harga jasa tidak termasuk energi naik menjadi 5,5 persen vs setahun sebelumnya.

"Akibatnya, FedWatch CME sekarang melihat peluang 78 persen kenaikan suku bunga Fed 100 basis poin pada akhir pertemuan 26-27 Juli, naik dari 8 persen pada hari Selasa. Pasar sebelumnya telah meyakini kenaikan suku bunga The Fed 75 basis poin sebelum data inflasi Selasa," mengutip laporan tersebut.

Laporan inflasi AS meningkatkan kemungkinan kenaikan suku bunga The Fed, dan mereka meyakini lebih tinggi setelah pernyataan Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic.

Bostic mengatakan pada hari Rabu bahwa "semuanya dalam permainan," secara eksplisit menegaskan bahwa "semuanya" mencakup kemungkinan pergerakan 100 basis poin.

Presiden Fed Cleveland Loretta Mester, mengenai kenaikan poin persentase, mengatakan kepada Bloomberg bahwa "Kami tidak harus membuat keputusan itu hari ini." Tapi dia menekankan bahwa laporan Inflasi "sama buruknya."

Untuk bulan September, pasar melihat kenaikan 75 basis poin sangat mungkin terjadi, sebuah peralihan dari 50 basis poin sebelum laporan inflasi IHK.

Intinya, pasar tampaknya memperkirakan kenaikan suku bunga 175 basis poin selama dua pertemuan berikutnya vs 125 basis poin sebelum rilis data inflasi AS semalam.

Sementara itu, Indeks harga saham gabungan (IHSG) dibuka melemah seiring dengan lonjakan inflasi AS yang menyebabkan potensi kenaikan suku bunga The Fed yang lebih agresif.

Pukul 09.00 WIB, IHSG turun 0,13 persen atau 8,58 poin menjadi 6.632,4, meneruskan pelemahan kemarin. Hingga pukul 09.03 WIB, IHSG jatuh 0,39 persen atau 25,85 poin menuju 6.615,14.

Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheryl Tanuwijaya menyebutkan IHSG berpotensi terkoreksi di rentang 6.550—6.700 hari ini karena lonjakan inflasi AS menambah peluangan kenaikan suku bunga The Fed.

Inflasi ini berpotensi diikuti kenaikan suku bunga The Fed yang makin agresif, sedangkan suku bunga dalam negeri belum naik. Hal tersebut membuat spread suku bunga menjadi makin tipis sehingga mendorong aliran dana asing keluar dari Indonesia,” kata Cheryl ketika dihubungi, Rabu (13/7/2022).

Pada Rabu (13/7/2022), IHSG ditutup pada posisi 6.640,99, atau turun 1,15 persen. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada rentang 6.636,04 - 6.727,92.

Sementara itu, Bursa Asia jatuh pada awal perdagangan menyusul lonjakan data inflasi AS menyebabkan proyeksi kenaikan suku bunga The Fed yang lebih agresif hingga 100 basis poin.

Berdasarkan data Bloomberg, Kamis (14/7/2022) sekitar pukul 08.00 WIB, Bursa Jepang Nikkei 225 turun 0,17 persen, Topix turun 0,36 persen. Bursa Korea Selatan Kospi juga turun 0,67 persen.

Sebelumnya, Wall Street juga kompak melemah. Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 0,67 persen atau 208,54 poin ke 30.772,79, S&P 500 melemah 0,45 persen atau 17,02 poin ke 3.801,78, dan Nasdaq tergelincir 0,15 persen atau 17,15 poin ke 11.247,58.

Sentimen lain yang membebani Wall Street adalah sinyal hawkish dari Presiden Fed Bank of Atlanta Raphael Bostic, yang mengatakan "semuanya dalam permainan" untuk memerangi tekanan harga atau inflasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper