Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Panca Mitra (PMMP) Fokus Garap Ekspor Udang Olahan, Ini Alasannya

PT Panca Mitra Multiperdana Tbk. (PMMP) menargetkan peningkatan kontribusi penjualan produk bernilai tambah di pasar ekspornya. Peralihan strategi penjualan PMMP ini dipengaruhi oleh prospek produk olahan yang lebih stabil.
Suasana di salah satu fasilitas produksi PT Panca Mitra Multiperdana Tbk./istimewa
Suasana di salah satu fasilitas produksi PT Panca Mitra Multiperdana Tbk./istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — PT Panca Mitra Multiperdana Tbk. (PMMP) menargetkan peningkatan kontribusi penjualan produk bernilai tambah di pasar ekspornya. Peralihan strategi penjualan PMMP ini dipengaruhi oleh prospek produk olahan yang lebih stabil.

Sekretaris Perusahaan Panca Mitra Multiperdana Christian Jonathan Sutanto menjelaskan kinerja penjualan produk olahan udang PMMP cenderung terjaga dengan kenaikan 27 persen pada 2021 menjadi 4.775 ton.

Kenaikan penjualan juga terlihat pada produk cooked shrimp sebesar 10,5 persen secara tahunan menjadi 10.287 ton, sementara penjualan produk mentah justru turun 24,1 persen menjadi 4.376 ton pada 2021 dari 5.762 ton pada 2020.

“Jika melihat impor Amerika Serikat untuk produk udang, India dan Ekuador sebagai pemasok terbesar masih belum mampu melakukan penetrasi pasar untuk segmen value added. Di sisi lain Indonesia masih menjadi pemimpin pasar di segmen ini dibandingkan dengan negara lain,” kata Christian dalam dalam paparan publik yang digelar secara virtual, Senin (11/7/2022).

Perseroan cenderung terus mengurangi penjualan produk udang mentah karena margin keuntungan yang kecil. Akumulasi volume penjualan produk mentah sempat mencapai 41 persen pada 2019, tetapi kontribusinya terus turun dan menjadi hanya 17 persen pada kuartal I/2022.

“Ke depannya kami akan terus meningkatkan penjualan produk value added sehingga mencapai 40 persen dalam 2 tahun ke depan untuk meningkatkan margin profitabilitas,” tambahnya.

Volume penjualan pada 2022 ditargetkan naik 12—13 persen dari 19.400 ton pada 2021 menjadi 22.000 ton pada 2022. Dari total penjualan tersebut, kontribusi produk olahan bernilai tambah ditargetkan naik dari hanya 25 persen pada 2021 menjadi 33 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper