Bisnis.com, JAKARTA – Sepuluh jajaran top losers pekan ini mengalami penurunan lebih dari 15 persen. Bersamaan dengan itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turut melemah.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia pada periode 4 - 8 Juli 2022, saham PT Trisula Textile Industries Tbk. (BELL) memimpin jajaran top losers dengan anjlok 30,09 persen sehingga parkir di posisi Rp402 sedangkan pekan lalu berada di level Rp575.
Selanjutnya saham PT Krida Jaringan Nusantara Tbk. (KJEN) merosot 28,52 persen menjadi Rp183 dan saham PT Winner Nusantara Jaya Tbk. (WINR) yang melemah 25,71 persen menjadi Rp52.
Posisi berikutnya saham PT Damai Sejahtera Abadi Tbk. (UFOE) yang turun 23,60 persen dan parkir di posisi Rp1.020, saham PT Bintang Mitra Semestaraya Tbk. (BMSR) turun 19,10 persen menjadi Rp720.
Selain itu, saham POLI, SLIS, INPS, dan SNLK berada dalam jajaran top losers selanjutnya dengan masing-masing penurunan sebesar 17,50 persen, 17,48 persen, 16,26 persen, dan 15,51 persen.
Di posisi terakhir, saham PT Panca Anugrah Wisesa Tbk. (MGLV) menjadi saham dengan penurunan nilai terbesar di jajaran top losers yaitu sebesar Rp10.400. Saham DSSA terpantau turun 19,12 persen dan parkir di level Rp44.000.
Baca Juga
Sejumlah 7 dari 10 jajaran top losers merupakan saham ratusan perak. IHSG pekan ini tercatat terkoreksi sebesar 0,80 persen atau berada pada level 6.740,22 dari level 6.794,33 pada pekan sebelumnya.
Sekretaris Perusahaan BEI Yulianto Aji Sadono dalam siaran pers menyampaikan bahwa pasar modal Indonesia dalam sepekan diramaikan dengan pencatatan 4 saham, 3 obligasi, 2 sukuk, dan 2 waran.
Empat saham baru tercatat pada pekan ini yaitu saham emiten SWID di hari Kamis (7/7/2022), dan TRGU, CHEM, dan ARKO beriringan di hari Jumat (8/7/2022).
Dua obligasi tersebut diterbitkan oleh BMTR dengan jumlah nominal Rp700 miliar untuk obligasi dan Rp500 miliar untuk sukuk, BAFI senilai Rp100 miliar untuk obligasi, SMAR senilai Rp1,5 triliun, dan MFIN senilai Rp650 miliar untuk sukuk.
Dengan demikian, total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang tahun 2022 adalah 59 emisi dari 45 emiten senilai Rp72,85 triliun.
“Dengan pencatatan tersebut maka total emisi Obligasi dan Sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 497 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp440,92 triliun dan USD47,5 juta, diterbitkan oleh 122 Emiten,” papar Yulianto, dalam siaran pers, dikutip Sabtu (9/7/2022).
Sementara itu, Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 156 seri dengan nilai nominal Rp4.869,95 triliun dan US$211,84 juta. Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak 10 emisi senilai Rp4,03 triliun.
Terkait data perdagangan Yulianto menyampaikan BEI mencatatkan penurunan kapitalisasi pasar sebesar 0,41 persen dari Rp8.886,51 triliun pada penutupan perdagangan pekan lalu menjadi Rp8.850,23 triliun di pekan ini.
Adapun rata-rata volume transaksi dan rata-rata frekuensi transaksi harian di bursa dalam sepekan turut mengalami pelemahan. Pun dengan rata-rata nilai transaksi harian bursa selama sepekan yang turun 10,95 persen menjadi Rp10,84 triliun dari Rp12,17 triliun pada pekan sebelumnya.
Lalu untuk investor asing sepanjang tahun 2022 investor asing masih mencatatkan beli bersih sebesar Rp58,537 triliun.