Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Nyaris Sentuh Rp15.000 Pagi Ini, Greenback Makin Perkasa

Selain rupiah, mata uang lain di kawasan Asia lain yang dibuka melemah di antaranya yen Jepang yang turun 0,52 persen, ringgit Malaysia turun 0,09 persen, dan dolar Taiwan turun 0,03 persen.
Uang dolar dan rupiah di Dolarindo Money Changer, Jakarta, Selasa (26/4/2022) Bisnis/Himawan L Nugraha
Uang dolar dan rupiah di Dolarindo Money Changer, Jakarta, Selasa (26/4/2022) Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terpantau melemah pada pembukaan perdagangan hari ini, Selasa (5/7/2022). Sama halnya dengan beberapa mata uang lain di kawasan Asia.

Berdasarkan data Bloomberg, mata uang Garuda terpantau dibuka melemah tipis 1,50 poin atau 0,01 persen ke posisi Rp14.973,00 per dolar AS. Sementara itu, pada pukul 09.10 WIB, indeks dolar AS terpantau berada di posisi 105,1380.

Selain rupiah, mata uang lain di kawasan Asia lain yang dibuka melemah diantaranya yen Jepang yang turun 0,52 persen, ringgit Malaysia turun 0,09 persen, dolar Taiwan turun 0,03 persen, dan dolar Hongkong turun 0,01 persen terhadap dolar AS.

Di sisi lain, yuan China menguat 0,16 persen, baht Thailand naik 0,09 persen, peso Filipina naik 0,07 persen, dan won Korea Selatan mendatar 0,00 persen atau 0,05 poin terhadap dolar AS.

Sebelumnya, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam riset hariannya mengatakan mengatakan, saat ini investor mencari keamanan karena kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan global.

"Data hari Jumat menunjukkan inflasi di zona Eropa melonjak ke rekor baru, menambah amunisi bagi Bank Sentral Eropa untuk meningkatkan suku bunga bulan ini," tulis Ibrahim dalam risetnya, Senin (4/7/2022).

Sementara itu, di Amerika Serikat dan tempat lain, tanda-tanda pelemahan ekonomi menjadi lebih jelas. Investor saat ini menunggu risalah dari pertemuan The Fed pada Juni, yang dijadwalkan pada hari Rabu.

"Risalah ini hampir pasti terdengar hawkish mengingat The Fed memilih untuk menaikkan suku bunga sebesar 75 bps," ujarnya.

Sementara dari dalam negeri, pasar terus menyoroti tingginya inflasi global yang berdampak terhadap inflasi di Indonesia. Tingginya inflasi pada Juni 2022 membuat pemerintah harus mulai menyiapkan strategi untuk menahan kenaikan inflasi hingga akhir tahun.

Tingginya inflasi tersebut bisa memberikan ketidakpastian dan mengganggu potensi pertumbuhan, sehingga pemerintah harus meningkatkan kewaspadaan dari kemungkinan kenaikan inflasi hingga akhir 2022.

Adapun tantangan terbesar yang dihadapi perekonomian Indonesia adalah potensi terjadinya stagflasi yaitu kenaikan inflasi di tengah kondisi pertumbuhan ekonomi yang stagnan atau bahkan kontraksi.

Untuk perdagangan hari ini, Ibrahim memperkirakan rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif, tetapi ditutup melemah di rentang Rp14.960-Rp15.020 per dolar AS. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper