Bisnis.com, JAKARTA — Aset kripto bitcoin kembali mengalami penurunan pekan ini yang disebabkan situasi ketidakstabilan pasar.
Country Manager Luno Indonesia, Jay Jayawijayaningtiyas mengatakan, kinerja bitcoin yang menurun ini kemungkinan besar disebabkan karena kejatuhan UST dan 3AC (Three Arrows Capital), sehingga banyak pemberi pinjaman berpotensi mengalami kebangkrutan dan bank lari dari pasar.
“Pasar kini sedang memperhatikan bagaimana ketidakseimbangan ini akan diatasi, sehingga pemulihan bitcoin tampaknya tidak akan terjadi dalam waktu dekat,” ujarnya dalam riset yang dikutip, Kamis (30/6/2022).
Merujuk data CoinMarketCap, hari ini bitcoin turun 1,22 persen ke posisi US$20.076 setelah sempat berada di titik terbawah US$19.939 pada hari sebelumnya.
Jay melanjutkan, bitcoin terkena dampak dari likuiditas asetnya, di mana para pelaku pasar kini terpaksa menjual aset yang lebih likuid.
Selama Juni 2022, nilai bitcoin telah merosot sebesar 35 persen, di tengah penurunan sejumlah aset kriptoin lainnya seperti ETH yang merosot sebanyak 20 persen.
Baca Juga
Menurut Jay, bitcoin belum menunjukkan pergerakan harga yang signifikan di pekan ini. Saat riset diterbitkan, bitcoin masih bergerak di level support US$20.000 dengan rata-rata pergerakan 200-week Moving Average di angka US$22.500 yang juga merupakan titik resistensi terpenting.
“Jika Bitcoin mampu melewati kondisi saat ini, level selanjutnya yang perlu diperhatikan berada di kisaran US$30.000,” imbuh Jay.
Namun, jika bitcoin tidak dapat bertahan di level support US$20.000, maka investor perlu memperhatikan level support mingguan terdekat yaitu di kisaran US$16.000.
Apabila kejatuhan pasar kripto terus berlanjut, maka kemungkinan besar para pelaku pasar akan mulai mencairkan kepemilikan altcoin mereka. Hal ini berpotensi menimbulkan kejatuhan harga besar-besaran, khususnya bagi altcoin kecil.