Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Dibuka Loyo di Hadapan Dolar AS, Kurs Asia Lain Variatif

Rupiah bergerak melemah 0,12 persen atau 18 poin ke level Rp14.848 per dolar AS pada pukul 09.17 WIB.
Petugas bank menghitung uang di BNI KC Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (28/6/2022). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Petugas bank menghitung uang di BNI KC Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (28/6/2022). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah dibuka melemah pada pembukaan perdagangan Rabu (29/6/2022) meskipun dolar AS bergerak turun.

Berdasarkan data Bloomberg, di pasar spot, rupiah melemah 0,12 persen atau 18 poin ke level Rp14.848 per dolar AS pada pukul 09.17 WIB.

Sementara itu, mata uang Asia lainnya dibuka bervariasi, yakni yen Jepang yang naik 0,07 persen, won Korea Selatan melemah 0,53 persen, yuan China naik 0,09 persen, dan ringgit Malaysia naik 0,06 persen

Sementara itu, indeks dollar AS hingga pukul 09.05 WIB, melemah 0,11 persen atau 0,12 poin ke level 104,39.

Sebelumnya, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyebutkan saat ini dolar AS melemah karena ekspektasi inflasi yang melemah mendorong penilaian ulang terhadap prospek kenaikan suku bunga yang agresif tetapi pasar yang bergejolak menahan penurunan yang lebih luas.

“Taruhan kenaikan suku bunga yang agresif telah mendorong indeks dolar  AS naik ke level tertinggi hampir dua dekade di 105,79 awal bulan ini. Tetapi dengan beberapa indikator data frekuensi tinggi yang menunjukkan momentum ekonomi mulai mendingin dan penurunan harga komoditas yang lebih luas, investor menjadi berhati-hati,” ujar Ibrahim dalam riset harian, Selasa (28/6/2022).

Forum tahunan Bank Sentral Eropa tentang perbankan sentral di Sintra, Portugal, sedang berlangsung dengan Presiden ECB Christine Lagarde dan Ketua Federal Reserve Jerome Powell AS menghadiri pertemuan tersebut. Pasar akan mengamati tanda-tanda pergerakan kebijakan di masa depan.

Dari sisi internal, Bank Indonesia (BI) memperingatkan untuk tetap waspada terhadap risiko stagflasi global yang masih akan membayangi perekonomian Indonesia ke depan, meskipun beberapa agensi yang datang ke Indonesia mengatakan percaya diri dengan kondisi Tanah Air.

Di lain sisi terkait nilai tukar, diperkirakan tekanan yang cukup tinggi terhadap nilai tukar di tahun ini  dan akan mereda pada 2023. Kondisi ini didikung oleh fundamental Indonesia yang relatif lebih stabil.  Apalagi, cadangan devisa juga masih cukup kuat dan prospek perekonomian cukup kuat untuk ekonomi domestik.

Ke depannya, BI akan memperkuat kebijakan stabilitas nilai tukar rupiah. Ini sesuai dengan bekerjanya mekanisme pasar dan fundamental dari nilai tukar itu sendiri guna mendukung upaya pengendalian inflasi dan stabilitas makro ekonomi.

Untuk perdagangan hari ini, Ibrahim memperkirakan, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif, tetapi ditutup melemah di rentang Rp14.820-Rp14.860.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper