Bisnis.com, JAKARTA - Emiten teknologi PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) menyampaikan kenaikan suku bunga The Fed sebesar 75 basis poin berdampak positif terhadap perseroan.
Direktur Bukalapak.com Teddy Oetomo mengatakan, dampak suku bunga The Fed berada di luar kendali perseroan. Namun, lanjutnya, berbeda dengan perusahaan teknologi di dunia dan regional, BUKA saat ini memiliki kas yang cukup besar sehingga kenaikan suku bunga akan menjadi peningkatan terhadap pendapatan bunga perusahaan.
"Dapat dilihat EBITDA yang disesuaikan minus Rp320 miliar, tapi cash burn di sekitar Rp200 miliar. Artinya terdapat support dari pendapatan income di atas Rp100 miliar, di mana kenaikan bunga akan berimbas ke interest income perseroan," ujar Teddy dalam paparan publik Bukalapak, Rabu (29/6/2022).
Selain itu, lanjutnya, peningkatan inflasi juga membawa dampak positif bagi emiten berkode saham BUKA ini. Teddy menjelaskan, apabila inflasi terjadi, maka akan terjadi downtrading dalam belanja konsumen.
"Terdapat konsumen yang pindah beli shampo per botol menjadi per sachet. Hal ini akan menjadi katalis positif bagi warung, karena sebagian besar penjualan mereka adalah volume kecil," tuturnya.
Teddy menuturkan, pihaknya cukup optimistis dengan kondisi saat ini, karena BUKA berada dalam posisi untuk membantu UMKM Indonesia untuk melewati masa ini, tetapi juga untuk melangkah ke level selanjutnya.
Baca Juga
Adapun BUKA memandang optimistis kinerja di tahun ini. BUKA optimistis dapat menekan kerugian hingga akhir 2022.
Manajemen BUKA memandang, saat ini BUKA sudah tidak lagi berada dalam fase memperbaiki kinerja perusahaan, tetapi dalam fase untuk terus menumbuhkan pendapatan.