Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Ekonomi 5,12% Belum Sepenuhnya Menjalar ke Pasar Modal

Pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,2% dipandang tidak sepenuhnya tercermin di pasar modal.
Pengunjung beraktivitas di dekat layar pergerakan saham gabungan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Senin (28/4/2025). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Pengunjung beraktivitas di dekat layar pergerakan saham gabungan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Senin (28/4/2025). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Ringkasan Berita
  • Pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,12% pada kuartal II/2025, didukung oleh lima sektor utama seperti manufaktur, pertanian, perdagangan, konstruksi, dan tambang.
  • Meskipun pertumbuhan ekonomi positif, pasar modal mengalami tantangan dengan penurunan investasi asing dan outflow IHSG mencapai Rp62 triliun sejak awal tahun.
  • Kiwoom Sekuritas merekomendasikan saham BBCA, BMRI, HEAL, dan INDF dengan pandangan positif pada sektor konsumer non-cyclical, keuangan, barang baku, dan kesehatan untuk semester II/2025.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA — Sebanyak lima sektor berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) menjadi penopang pertumbuhan ekonomi 5,12% pada kuartal II/2025. Lalu, apakah pertumbuhan ekonomi ini juga tercermin di pasar modal?

Analis dan VP Head of Marketing, Strategy, and Planning Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi menuturkan Kiwoom Sekuritas memandang data pertumbuhan PDB kuartal II/2025 sebesar 5,12% year on year tidak sepenuhnya merefleksikan kondisi riil.

“Hal ini seiring dengan penurunan investasi asing. Bahkan IHSG outflow mencapai Rp62 triliun sejak awal tahun, kontraksi manufaktur, dan juga minim sentimen tematik,” ucap Audi, Jumat (8/8/2025).

Meski demikian, lanjut Audi, pihaknya melihat terdapat salah satu pendorong pertumbuhan, yaitu ekspor yang tumbuh 10,67% secara tahunan, yang cenderung disebabkan aksi eksportir yang mempercepat ekspor di tengah kekhawatiran tarif impor AS, dan dapat diperkirakan hanya sementara.

Di sisi lain, kata dia, konsumsi rumah tangga cenderung stabil dengan tumbuh 4,97% secara tahunan. Hal ini tercermin pada pertumbuhan kinerja semester I/2025 laba bersih emiten konsumer non-cyclical, atau kebutuhan pokok dan IKK yang berada di level optimis.

“Meski ada momentum tertentu di atas, kami masih tetap berpandangan outlook yang positif pada sektor konsumer non cyclical, keuangan, barang baku dan kesehatan pada semester II/2025,” ujar Audi.

Pandangan positif ini juga didukung oleh potensi pemangkasan suku bunga yang terbuka hingga Desember 2025. Selain pemangkasan suku bunga, pandangan positif juga didukung oleh daya beli yang masih terjaga, dan dampak dari faktor eksternal seperti geopolitik, dan kebijakan tarif yang cenderung lebih terbatas.

Adapun sejumlah saham pilihan Kiwoom Sekuritas untuk paruh kedua ini adalah BBCA dengan rekomendasi buy, dan target harga atau target price (TP) Rp9.250, BMRI dengan rekomendasi buy dan TP Rp6.300, HEAL dengan rekomendasi buy dan TP Rp1.560, serta INDF dengan rekomendasi buy dan TP Rp9.400 per saham.

Sebagai informasi, pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II/2025 ini berada di atas proyeksi ekonom dan analis sebelumnya. 

Berdasarkan proyeksi dari 30 ekonom maupun lembaga yang dihimpun Bloomberg, median atau nilai tengah pertumbuhan PDB pada tiga bulan kedua 2025 adalah 4,8% (YoY). Estimasi tertinggi yakni pertumbuhan hingga 5% sedangkan terendah 4,6%.

Lima sektor tercatat menjadi penopang pertumbuhan ekonomi seperti sektor manufaktur, pertanian, perdagangan, konstruksi dan tambang.

_______

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro