Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Dibuka Menguat di Awal Pekan, Indeks Dolar AS Loyo

Nilai tukar rupiah terpantau menguat ke Rp14.800 per dolar AS di saat indeks dolar AS terkoreksi.
Petugas menyusun tumpukan uang di Cash Pooling Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (23/6/2022). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Petugas menyusun tumpukan uang di Cash Pooling Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (23/6/2022). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah dibuka menguat pada pembukaan perdagangan awal pekan, Senin (27/6/2022). Rupiah naik ke level Rp14.800 per dolar AS.

Berdasarkan data Bloomberg di pasar spot, rupiah menguat 0,32 persen ke level Rp14.800 per dolar AS pada pukul 09.05 WIB.

Sementara itu, mata uang Asia lainnya dibuka bervariasi, yakni yen Jepang yang naik 0,44 persen, won Korea Selatan menguat 1,15 persen, yuan China turun 0,03 persen, dan baht Thailand naik 0,16 persen

Sementara itu, indeks dollar AS hingga pukul 09.09 WIB, melemah 0,16 persen atau 0,16 poin ke level 104,02.

Sebelumnya, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan mata uang rupiah kemungkinan dibuka fluktuatif, tetapi ditutup melemah di rentang Rp14.830-Rp14.890.

Adapun pada perdagangan Jumat pekan lalu (24/6/2022), mata uang Garuda ditutup turun 7 poin atau 0,05 persen ke level Rp14.848 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar di pasar spot tercatat melemah 0,08 persen ke level 104,34.

Ketua The Fed Jerome Powell menekankan pertarungan inflasi The Fed adalah "tanpa syarat" di hari kedua kesaksiannya kepada Kongres.

Sementara itu, Gubernur The Fed Michelle Bowman mengatakan pada hari yang sama bahwa dia mendukung kenaikan suku bunga 75 basis poin lagi pada bulan Juli, diikuti oleh beberapa kenaikan setengah poin lagi, guna untuk menjinakkan inflasi, bahkan di tengah risiko terhadap pertumbuhan.

Dari dalam negeri, pemerintah memastikan Indonesia tidak akan mengalami krisis ekonomi pascapandemi Covid-19, seperti yang dialami Sri Lanka dan Pakistan. Alasannya, sejak sebelum pandemi terjadi, pemerintah sangat disiplin dalam mengelola standar kebijakan fiskal.

Dia melanjutkan, pemerintah menyambut baik keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan. Dari kebijakan tersebut Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu menilai, kondisi ekonomi nasional masih bisa dikendalikan di tengah gejolak yang terjadi di tingkat global. Utamanya setelah The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 0,75 bps.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper