Bisnis.com, JAKARTA - Mata uang rupiah ditutup melemah di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan akhir pekan, Jumat (24/6/2022).
Berdasarkan data Bloomberg pukul 15.00 WIB, mata uang Garuda ditutup turun 7 poin atau 0,05 persen ke level Rp14.848 per dolar AS.
Sementara itu, mata uang Asia lainnya ditutup bervariasi yakni yen Jepang yang menguat 0,16 persen, won Korea Selatan yang menguat 0,22 persen, yuan China yang menguat 0,03 persen, dan baht Thailand melemah 0,05 persen.
Sementara itu, indeks dolar di pasar spot tercatat melemah 0,08 persen ke level 104,34.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar AS melemah terbatas terhadap rekan-rekan utama pada hari Jumat, dan bersiap untuk penurunan mingguan pertama bulan ini karena kekhawatiran resesi investor tumbuh setelah AS.
Ketua The Fed Jerome Powell menekankan pertarungan inflasi The Fed adalah "tanpa syarat" di hari kedua kesaksiannya kepada Kongres.
Baca Juga
Sementara itu, Gubernur The Fed Michelle Bowman mengatakan pada hari yang sama bahwa dia mendukung kenaikan suku bunga 75 basis poin lagi pada bulan Juli, diikuti oleh beberapa kenaikan setengah poin lagi, guna untuk menjinakkan inflasi, bahkan di tengah risiko terhadap pertumbuhan.
Dari dalam negeri, pemerintah memastikan Indonesia tidak akan mengalami krisis ekonomi pascapandemi Covid-19, seperti yang dialami Sri Lanka dan Pakistan. Alasannya, sejak sebelum pandemi terjadi, pemerintah sangat disiplin dalam mengelola standar kebijakan fiskal.
Dia melanjutkan, pemerintah menyambut baik keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan. Dari kebijakan tersebut Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu menilai, kondisi ekonomi nasional masih bisa dikendalikan di tengah gejolak yang terjadi di tingkat global. Utamanya setelah The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 0,75 bps.
Adapun Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif, tetapi ditutup melemah di rentang Rp14.830 - Rp14.890.