Bisnis.com, JAKARTA – PT Widodo Makmur Perkasa Tbk. (WMPP) melakukan penjualan saham PT Widodo Makmur Unggas Tbk. (WMUU) sebesar Rp74 miliar.
Dalam keterbukaan informasinya, manajemen WMPP menyatakan telah melakukan penjualan entitas usahanya di pasar negosiasi. Sebelum transaksi, emiten unggas itu memiliki 7,67 miliar saham atau setara dengan 59,32 persen total saham WMUU.
“Dalam rangka pengalihan kepemilikan, WMPP melakukan pengalihan saham WMUU melalui transaksi pasar negosiasi di Bursa Efek Indonesia sejumlah 521,06 juta saham,” tulis manajemen WMPP pada Jumat (24/6/2022).
Perseroan melepas saham entitas pada harga Rp142 lebih tinggi daripada harga perdagangan hari ini di level Rp141. Dengan begitu, setidaknya perseroan mengantongi dana segar mencapai Rp74 miliar.
Adapun setelah transaksi, jumlah kepemilikan WMPP terhadap WMUU berkurang menjadi 55,29 persen atau setara 7,15 miliar saham.
Sebelumnya, Direktur Utama Widodo Makmur Perkasa Tumiyana mengatakan, dalam tiga bulan hingga empat bulan ke depan, masyarakat akan melakukan penyesuaian. Masyarakat yang terdampak PMK seperti peternak akan menjual stok sapi miliknya dengan cepat, sehingga harga ternak akan terkontraksi.
Baca Juga
"Tetapi, dalam lima bulan ke depan akan naik lagi di kuartal I/2023. Kami sekarang sedang konsentrasi untuk mencari vaksin," ujar Tumiyana dalam paparan publik WMPP di Jakarta, Rabu (15/6/2022).
Dengan peternak yang menjual stok sapinya, Tumiyana memperkirakan Indonesia akan mengalami kekurangan suplai pada kuartal I/2023. Dengan prediksi tersebut, Tumiyana menyebut WMPP akan mempersiapkan diri untuk menyambut peluang baru yang datang di kuartal I/2023.
Adapun untuk tahun ini, WMPP menargetkan peningkatan pendapatan menjadi Rp7,1 triliun, dari Rp6,2 triliun atau meningkat 14 persen dibanding 2021.
Pendapatan perseroan diproyeksi sebagian besar akan disumbang oleh pendapatan poultry atau unggas sebesar 45 persen, cattle atau ternak sebesar 30 persen, daging sebesar 13 persen, komoditas ternak 10 persen, dan sisanya 2 persen dari konstruksi.
Adapun perseroan menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp1,2 triliun di tahun ini untuk mendukung pertumbuhan tersebut.