Bisnis.com, JAKARTA – Potensi kenaikan suku bunga The Fed dalam waktu dekat akan menekan keadaan pasar modal Indonesia. Kendati demikian, sejumlah sektor saham akan menikmati imbas positif dari sentimen tersebut.
Associate Director, Chief of Research PT Fokus Finansial Janson Nasrial Menjelaskan, lonjakan inflasi di AS dan Eropa diprediksi akan membuat The Fed agresif dalam menaikkan suku bunga.
“Kami prediksi The Fed akan agresif dalam meningkatkan suku bunganya dengan target fed fund rate di akhir tahun pada kisaran 3,5 persen,” katanya saat dihubungi, Selasa (14/6/2022).
Janson menambahkan, agresivitas The Fed akan berdampak terhadap pasar Indonesia. Kenaikan suku bunga akan menekan nilai tukar rupiah dan berimbas pada pelemahan imbal hasil Surat Utang Negara (SUN).
Selanjutnya, kenaikan imbal hasil akan menyebabkan tingginya biaya pinjaman atau cost of borrowing.
Di sisi lain, Janson mengatakan, sentimen ini akan berimbas positif pada beberapa sektor saham. Kenaikan suku bunga dinilai akan berimbas positif pada net interest margin (NIM) dan return on equity (ROE) pada sektor perbankan.
Baca Juga
“Sehingga, pertumbuhan earnings per share di kuartal mendatang pun akan signifikan di sektor ini,” jelasnya.
Selain itu, sektor batu bara dan sawit juga diyakini masih akan mencatatkan kinerja positif di tengah sentimen – sentimen bearish. Berbeda dengan perbankan, Janson mengatakan katalis positif kedua sektor ini adalah krisis pangan dan energi akibat tensi geopolitik antara Rusia dan Ukraina.
Seiring dengan hal tersebut, Janson merekomendasikan beberapa saham pilihan seperti BBRI dengan target harga Rp4.250, BBCA (Rp8.000), ADRO (Rp4.000), dan ABMM (Rp3.300).
Selain itu, saham UNTR (Rp27.000), dan LSIP (Rp1.700) juga dinilai masih cukup menarik untuk dicermati investor.