Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Garuda Indonesia (GIAA) Mau Tarik Utang Baru Rp11,6 Triliun, Buat Apa?

Berdasarkan proposal Garuda Indonesia (GIAA), pemegang sukuk dolar GIAA akan mendapatkan sukuk baru dengan tingkat kupon 6,5 persen, sementara bank pemberi pinjaman akan menerima tingkat bunga 0,1 persen.
rnrnDokumentasi. Pekerja melakukan pengecekan akhir livery masker pesawat yang terpilih sebagai pemenang, sebelum peluncuran pesawat Garuda Indonesia Boing 737-800 NG bercorak khusus yang menampilkan visual masker bertema Indonesia Pride pada bagian moncong pesawat di Hanggar GMF AeroAsia Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten. /ANTARA
rnrnDokumentasi. Pekerja melakukan pengecekan akhir livery masker pesawat yang terpilih sebagai pemenang, sebelum peluncuran pesawat Garuda Indonesia Boing 737-800 NG bercorak khusus yang menampilkan visual masker bertema Indonesia Pride pada bagian moncong pesawat di Hanggar GMF AeroAsia Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten. /ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA – PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) berencana untuk menarik utang baru senilai US$800 juta atau setara Rp11,60 triliun (asumsi kurs Rp14.500) dengan tenor 22 tahun sebagai bagian dari rencana restrukturisasi utang perseroan.

Mengutip Bloomberg, Kamis (9/6/2022), GIAA juga akan mengumpulkan US$330 juta dengan cara menerbitkan saham baru. Hal tersebut berdasarkan proposal restrukturisasi yang dibuat di pengadilan Jakarta pada hari ini. Perseroan juga mengusulkan untuk mengubah jadwal pembayaran untuk kewajiban yang ada.

Angka yang diusulkan hanyalah sebagian kecil dari kewajiban maskapai, yang mencapai US$9,7 miliar pada akhir tahun lalu. Para kreditur akan memberikan suara atas usul-usul itu pada sidang lain di Jakarta pada 15 Juni 2022.

Berdasarkan proposal GIAA yang diajukan di pengadilan, pemegang sukuk dolar GIAA akan mendapatkan sukuk baru dengan tingkat kupon 6,5 persen, sementara bank pemberi pinjaman akan menerima tingkat bunga 0,1 persen. Peseroan tidak memaparkan rincian nilai utang baru berdasarkan instrumen.

Sebagai informasi, elemen kunci dari restrukturisasi utang diumumkan awal pekan ini ketika tim PKPU Garuda mengakui klaim senilai Rp120,5 triliun atau setara US$8,3 miliar.

Seperti banyak maskapai penerbangan, bisnis Garuda menderita akibat pandemi Covid-19. Saat ini hanya mengoperasikan 20 persen dari armada pra-pandemi, alhasil membatasi kemampuannya untuk meningkatkan pendapatan untuk membayar utang dan bersaing dengan kompetitornya di dalam dan luar negeri saat permintaan perjalanan pulih.

Setelah rencana pembenahan tumpukan utang disetujui, pemerintah mengusulkan rights issue untuk menggalang dana bagi GIAA. Rights issue diusulkan berlangsung sebanyak 2 tahap pada semester II/2022. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper