Bisnis.com, JAKARTA – Maskapai penerbangan PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) bersiap mempresentasikan rencana final penyelesaian tumpukan utangnya.
Mengutip Bloomberg, Kamis (9/6/2022), pemaparan rencana final GIAA tersebut akan menjadi awal dari pemungutan suara penting oleh kreditur tentang restrukturisasi utang Garuda.
Proses pengadilan akan dimulai di Jakarta pada Kamis. Rincian rencana GIAA akan meliputi berapa banyak pengurangan bunga atau pokok utang yang akan dikenakan kepada kreditur, dan bagaimana perseroan bermaksud untuk menghasilkan kas tambahan serta operasional jumlah armadanya di masa depan.
Kreditur diperkirakan memberikan hak suaranya pada usulan proposal GIAA pada tanggal pengadilan lain akhir bulan ini.
Adapun elemen kunci dari restrukturisasi diumumkan awal pekan ini ketika tim PKPU Garuda mengakui klaim senilai Rp120,5 triliun atau setara US$8,3 miliar.
Seperti banyak maskapai penerbangan, bisnis Garuda menderita akibat pandemi Covid-19. Saat ini hanya mengoperasikan 20 persen dari armada pra-pandemi, alhasil membatasi kemampuannya untuk meningkatkan pendapatan untuk membayar utang dan bersaing dengan kompetitornya di dalam dan luar negeri saat permintaan perjalanan pulih.
Baca Juga
Setelah rencana pembenahan tumpukan utang disetujui, pemerintah mengusulkan rights issue untuk menggalang dana bagi GIAA. Rights issue diusulkan berlangsung sebanyak 2 tahap pada semester II/2022.