Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan rokok PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) berpeluang mengerek kinerja dari segmen sigaret kretek tangan (SKT). Konsensus analis mengharapkan HMSP akan membagikan dividen Rp72,8 per saham.
Head of Investment Research Strategist Mirae Asset Sekuritas, Hariyanto Wijaya mengatakan dalam riset hariannya, HMSP akan menggelar rapat umum pemegang saham (RUPS) hari ini, konsensus pun berharap akan ada pembagian dividen.
“Konsensus mengharapkan HMSP membagikan dividen sebesar Rp72,8 per saham,” terang Hariyanto, Kamis (9/6/2022).
Sebagai catatan, HMSP termasuk salah satu dari 20 emiten yang masuk dalam indeks IDX High Dividend 20.
IDX High Dividend 20 merupakan indeks yang mengukur kinerja harga saham dari 20 emiten yang membagikan dividen tunai selama 3 tahun terakhir, serta memiliki dividen yield tertinggi.
Dalam indeks tersebut, bernaung saham-saham kelas kakap lainnya seperti Aneka Tambang (ANTM), emiten batu bara Boy Thohir (ADRO), perusahaan bank terbesar yaitu BBCA, BBNI, BBRI, dan BMRI, Kalbe Farma (KLBF), Telkom (TLKM), Unilever (UNVR), hingga Indofood milik Anthoni Salim (INDF).
Baca Juga
Analis Mirae Asset Sekuritas, Christine Natasya menyatakan, segmen SKT HMSP tercatat mengalami pertumbuhan yang lebih rendah di kuartal I/2022, yakni sebesar 7,5 persen secara tahunan menjadi 5,4 miliar batang SKT, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 5,1 miliar batang SKT.
“Kami menilai pertumbuhan SKT HMSP lebih kecil dari industri, karena banyak pesaing yang fokus pada segmen ini juga bersaing merebut pangsa pasar SKT. Hal ini karena kenaikan cukai SKT yang paling kecil,” jelas Christine dalam riset hariannya, dikutip Kamis (9/6/2022).
Tren segmen SKT yang meningkat diperkirakan akan berlanjut sepanjang tahun ini.
Untuk diketahui, rata-rata cukai rokok pada 2022 meningkat dua digit sebesar 12 persen, sedikit lebih rendah dari tahun sebelumnya.
Christine menambahkan, pemerintah juga menyederhanakan lapisan industri rokok dari sepuluh lapisan menjadi delapan.
Untuk rokok kretek mesin (SKM) tingkat I, cukai per batang adalah 13,9 persen year-on-year (yoy) pada 2022 menjadi Rp985 per batang.
Sementara itu, cukai rokok putih (SPM) pabrikan tingkat I per batang meningkat 13,9 persen secara tahunan di 2022 menjadi Rp1.065 per batang.
“Namun, kenaikan cukai SKT adalah yang terkecil dibandingkan segmen lainnya, dengan produsen lapis I meningkat 3,5 persen hingga 4,5 persen yoy tahun ini,” imbuh Christine.
Sebagai informasi, kinerja HMSP pada kuartal I/2022 tercatat mengalami peningkatan penjualan senilai Rp26,1 triliun atau naik 11,05 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Pada periode ini, penjualan HMSP ditopang sigaret kretek mesin yang meningkat 10,61 persen menjadi Rp17,3 triliun. Penjualan sigaret kretek tangan juga tercatat meningkat 14 persen menjadi Rp6,08 triliun secara tahunan.