Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Hold Saham Rokok HMSP dan GGRM, Ini Alasannya

HM Sampoerna (HMSP) dan Gudang Garam (GGRM) masih berpeluang meningkatkan kinerja saham di tengah dinamika pasar rokok.
Presiden Direktur PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) Mindaugas Trumpaitis saat paparan publik, Kamis (9/9/2021). Bisnis-Dwi Niken Tari.
Presiden Direktur PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) Mindaugas Trumpaitis saat paparan publik, Kamis (9/9/2021). Bisnis-Dwi Niken Tari.

Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan rokok PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) dan PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) dinilai dapat meningkatkan volume atau margin penjualan rokok, sehingga sahamnya masih layak dipertahankan.

Analis Mirae Asset Sekuritas, Christine Natasya menjelaskan, emiten sektor rokok mendapat penilaian netral dengan rekomendasi hold karena beberapa alasan, salah satunya segmen sigaret kretek tangan (SKT) yang masih akan menguntungkan, mengingat kenaikan cukai SKT paling rendah dibandingkan segmen lainnya.

“Kami masih mempertahankan sikap netral mengingat situasi yang menantang di tengah ekspektasi ekonomi yang lebih baik di sisa 2022, karena ekonomi mulai pulih dan rata-rata pajak cukai rokok sedikit lebih rendah dari 2021,” papar Christine dalam hasil risetnya, dikutip Kamis (9/6/2022).

Dia menambahkan, kenaikan cukai sejalan dengan kenaikan inflasi sepanjang tahun ini. Namun di sisi lain, upah minimum provinsi (UMP) pada 2022 hanya meningkat sedikit, sehingga berpotensi mempertahankan perilaku downtrading perokok berpenghasilan rendah.

Selain itu, sebagian besar konsensus juga menurunkan ekspektasi pendapatan pemain rokok besar, seperti HMSP dan GGRM. Namun, jika emiten dapat meningkatkan margin penjualan maka dapat terjadi reverse stock price, seperti yang dialami HM Sampoerna.

“Volume atau margin penjualan yang lebih baik dari perkiraan dapat membalikkan harga saham, seperti pemulihan harga saham HMSP baru-baru ini karena pertumbuhan volume penjualan di kuartal I/2022,” imbuh Christine.

Namun, diperkirakan preferensi konsumen untuk downtrade ke merek rokok dengan harga lebih murah akan bertahan di sepanjang tahun ini

Di industri rokok, segmen SKT dan sigaret kretek mesin (SKM) bertumbuh secara tahunan masing-masing sebesar 14,28 persen dan 3,26 persen.

Lebih lanjut, pemulihan ekonomi juga mulai terlihat dari volume penjualan segmen SKM yang membukukan penjualan 55,6 miliar batang atau meningkat 3,26 persen year-on-year (yoy) pada kuartal I/2022, dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 53,8 miliar.

Sedangkan segmen SKT mencatat penjualan 16,1 miliar batang di periode ini, tumbuh secara tahunan 14,3 persen dibandingkan kuartal I/2021 sebanyak 14,1 miliar batang. Segmen SKT diyakini Mirae lebih kuat dibandingkan SKM.

“Ada pergeseran perokok SKM ke SKT. Kami percaya peningkatan volume penjualan SKT didukung oleh kenaikan cukai terkecil, yang membuat harga SKT kompetitif,” pungkas Christine.

Sebagai gambaran, pangsa pasar SKT tetap konsisten sebesar 21,5 persen di kuartal IV/2021 dan kuartal I/2022,dibandingkan pangsa pasar SKM yang menurun menjadi 74 persen di kuartal I/2022 dibandingkan kuartal I/2019 sebesar 78,5 persen.

Saham HMSP dan GGRM mendapat rating hold dari Mirae, dengan target harga masing-masing Rp1.100 dan Rp32.300.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper