Bisnis.com, JAKARTA – Indeks IDX BUMN20 masih berpotensi melanjutkan tren kenaikannya sepanjang tahun 2022 seiring dengan kelanjutan pemulihan ekonomi dan tren harga komoditas.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), JII terpantau naik 0,39 persen pada level 419,59 pada perdagangan Jumat (3/6/2022). Secara year to date (ytd), IDX BUMN menjadi salah satu indeks dengan kinerja apik, yakni menguat sebesar 15 persen.
Terkait hal tersebut, Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio memaparkan, kinerja indeks IDX BUMN20 yang impresif ditopang oleh kinerja solid sejumlah emiten big cap pada kuartal I/2022.
Frankie mencontohkan, PGAS menorehkan laba bersih Rp1,7 triliun atau naik dari catatan kuartal I/2021 sebesar Rp897 miliar.
Emiten lain yang mencatatkan pertumbuhan baik adalah PTBA dengan laba bersih Rp2,3 triliun naik sekitar 355 persen bila dibanding dengan kuartal I/2021. PTBA juga memberikan tambahan sentimen dengan memberikan dividen dengan payout ratio sebesar 100 persen.
“Saham-saham dari sektor perbankan seperti BBNI, BBRI, BMRI mencetak pertumbuhan laba bersih signifikan yang turut menopang IDX BUMN20,” jelasnya saat dihubungi pekan ini.
Baca Juga
Frankie menuturkan, IDX BUMN20 masih memiliki ruang yang cukup besar untuk terus menguat hingga akhir tahun. Salah satu sentimen yang menopang kinerja indeks ini adalah tren kenaikan harga komoditas yang diprediksi berlanjut hingga akhir tahun.
Hal ini menurutnya akan menjadi katalis positif untuk saham-saham berbasis komoditas seperti PTBA, ANTM, ELSA, PGAS, dan TINS.
Sementara itu, Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya menambahkan, kelanjutan pemulihan ekonomi juga akan menjaga kenaikan indeks IDX BUMN20. Frankie menuturkan, sentimen ini akan berdampak pada kenaikan aktivitas ekonomi, yang akan berimbas positif terhadap anggota indeks.
Cheril mengatakan, masih ada beberapa saham yang menarik dan dapat dicermati investor seperti BBRI, TLKM, TINS, dan ELSA. Ia memproyeksikan saham-saham tersebut masih dapat naik sekitar 5 persen – 10 persen.
“Potensinya ditopang sentimen pembukaan kembali China yang akan membutuhkan Tiongkok lebih banyak komoditas dari Indonesia dan kelanjutan pemulihan ekonomi,” pungkasnya.
Sementara itu, Frankie mengatakan sejumlah saham di indeks BUMN20 terbilang sudah naik cukup signifikan. Oleh karena itu, ia merekomendasikan investor untuk mencermati saham yang belum naik secara drastis, yaitu TLKM.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.