Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Menguat ke Rp14.556, Efek Dolar AS Anjlok

Rupiah parkir di level Rp14.556,5 per dollar AS atau menguat 0,07 persen.
Uang dolar dan rupiah di Dolarindo Money Changer, Jakarta, Selasa (26/4/2022) Bisnis/Himawan L Nugraha
Uang dolar dan rupiah di Dolarindo Money Changer, Jakarta, Selasa (26/4/2022) Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah mengalami penguatan pada penutupan perdagangan sore ini, Senin (30/5/2022), di saat dolar AS melemah.

Berdasarkan data Bloomberg, pukul 15.00 WIB, Senin (30/5/2022), rupiah parkir di level Rp14.556,5 per dollar AS atau menguat 0,07 persen.

Adapun, rupiah telah melemah 2,06 persen terhadap dolar AS sepanjang tahun berjalan. Sedangkan, indeks dolar AS melemah 0,12 persen atau 0,110 ke level 101,588.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengungkapkan dolar menahan kerugian pekan lalu pada Senin ini dan menuju penurunan bulanan pertama dalam lima bulan karena investor telah mengurangi taruhan kenaikan suku bunga AS akan memicu kenaikan lebih lanjut dan karena kekhawatiran resesi global telah sedikit surut.

"Minggu depan penuh dengan data yang dapat memberikan petunjuk tentang prospek pertumbuhan global, suku bunga AS dan dolar dengan angka Indeks Manajer Pembelian China, angka pekerjaan AS, dan data pertumbuhan di sumber daya terkemuka Australia," katanya, Senin (30/5/2022).

Perdagangan kemungkinan akan berkurang hingga Senin karena pasar saham dan obligasi AS tutup untuk libur umum Memorial Day. Bahkan dolar AS diprediksi jatuh lebih dalam pekan ini seiring prospek ekonomi global yang lebih cerah dan relaksasi lockdown China.

Shanghai mengatakan pada Minggu pembatasan "tidak masuk akal" pada bisnis akan dihapus mulai 1 Juni, sementara Beijing membuka kembali sebagian transportasi umum serta beberapa mal.

Di sisi lain, data konsumen AS yang positif dan pelonggaran penguncian di China membantu menyalakan harapan tentang pertumbuhan global, yang cenderung mendukung mata uang eksportir dengan mengorbankan dolar.

Investor juga menangkap petunjuk bahwa Federal Reserve, setelah menaikkan secara agresif selama dua bulan ke depan, mungkin akan mengambil nafas.

Sementara itu, dari dalam negeri, mencermati perkembangan ekonomi yang berangsur pulih seiring dengan semakin terkendalinya penyebaran Covid-19, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah secara periodik. Indikator yang dimaksud yaitu nilai tukar dan inflasi.

Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu 4 Mei 2022, lanjutnya, perkembangan inflasi sampai dengan Minggu Keempat  Mei 2022 diperkirakan inflasi sebesar 0,35 persen (M to M).

Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Mei 2022 secara tahun kalender sebesar 2,51 persen ytd, dan secara tahunan sebesar 3,50 persen (YoY).

Walaupun mata uang rupiah menguat, Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas tetap mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah tekanan ekonomi global yang terus melambat akibat dari inflasi yang tinggi disebabkan oleh krisis invasi Rusia ke Ukraina yang terus  meningkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper