Bisnis.com, JAKARTA - Mata uang rupiah ditutup menguat di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan akhir pekan, Jumat (27/5/2022).
Berdasarkan data Bloomberg pukul 15.00 WIB, mata uang rupiah ditutup naik 46 poin atau 0,31 persen ke level Rp14.566 per dolar AS.
Sementara itu, mayoritas mata uang Asia lainnya ditutup menguat yakni yen Jepang yang menguat 0,01 persen, won Korea Selatan yang menguat 0,89 persen, yuan China yang menguat 0,30 persen, dan ringgit Malaysia menguat 0,38 persen.
Sementara itu, indeks dolar di pasar spot tercatat melemah 0,08 persen ke level 101,75.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar AS turun pada Jumat pagi di Asia. Mata uang AS jatuh ke level terendah satu bulan, dengan investor menurunkan ekspektasi kenaikan suku bunga Federal Reserve AS dan tanda-tanda bahwa bank sentral dapat memperlambat atau bahkan menghentikan siklus pengetatan pada paruh kedua tahun 2022.
Risalah dari pertemuan terbaru The Fed, yang dirilis awal pekan ini, menunjukkan bahwa sebagian besar peserta percaya kenaikan 50 basis poin akan sesuai pada pertemuan kebijakan Juni dan Juli 2022.
Baca Juga
"Namun, banyak pembuat kebijakan berpikir besar, kenaikan suku bunga awal akan memberikan ruang untuk jeda nanti pada tahun 2022 untuk menilai dampak dari pengetatan kebijakan tersebut," kata Ibrahim dalam risetnya, Jumat (27/5/2022).
Imbal hasil Treasury AS melemah, dengan benchmark 10-tahun mencapai level terendah baru enam minggu. Kekhawatiran inflasi terus mereda, bahkan ketika data dan pengumuman perusahaan menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat.
Sementara dari dalam negeri, Ibrahim mengatakan sentimen datang dari pasar yang terus memantau tentang penerimaan pajak hingga 26 Mei 2022 yang tercatat senilai Rp679,99 triliun, atau telah mencapai lebih dari separuh target penerimaan pajak tahun ini, yakni Rp1.265 triliun.
Dalam empat bulan pertama, tren penerimaan pajak tercatat konsisten. Bahkan, pada April 2022, penerimaan pajak melonjak menjadi Rp245,2 triliun, sementara sebelumnya penerimaan per bulan di kisaran Rp90-Rp120 triliun.
Adapun untuk perdagangan Senin minggu depan, Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif, tetapi ditutup melemah di rentang Rp14.540- Rp14.590.