Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Melenggang Perkasa Jelang Rilis Suku Bunga Acuan Bank Indonesia

Rupiah melenggang dengan perkasa ke level Rp14.665 per dolar AS pagi ini saat investor masih melakukan aksi jual terhadap dolar AS.
Petugas menunjukkan mata uang dolar AS dan rupiah di Money Changer, Jakarta, Senin (19/4/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Petugas menunjukkan mata uang dolar AS dan rupiah di Money Changer, Jakarta, Senin (19/4/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah dibuka menguat pada perdagangan Selasa (24/5/2022) bersamaan dengan kembali menguatnya indeks dolar AS.

Mengutip data Bloomberg, pukul 09.00 WIB, rupiah dibuka menguat tipis 0,05 persen atay 7 poin ke Rp14.665 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS juga menguat 0,23 persen ke 102,30 setelah sebelumnya merosot dari posisi 105.

Pada perdagangan kemarin (23/4/2022), Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan cukup mengejutkan rupiah berakhir melemah saat indeks dolar AS turun. Menurutnya, yang mengakibatkan rupiah ini mengalami pelemahan adalah masih ada permasalahan tentang inflasi.

"Ini memang masih cukup menghantui terhadap Indonesia apalagi Indonesia adalah salah satu negara komoditas yang dominan, tetapi harga-harga di dalam negeri pun juga mengalami satu kenaikan harga yang cukup signifikan. Apalagi setelah Presiden Jokowi yang membuka keran untuk ekspor CPO kembali 23 Mei, tetapi kita tahu bahwa harga-harga minyak goreng kemasan maupun minyak goreng curah ini masih relatif lebih tinggi ini yang mengindikasikan bahwa inflasi akan terus terjadi di Indonesia," ungkapnya pada Senin (23/5/2022).

Ibrahim mengatakan, momentum saat ini sebenarnya adalah kesempatan bagi Bank Indonesia untuk melakukan evaluasi apabila memang inflasi tinggi, berarti Bank Indonesia harus kembali menaikkan suku bunga pada Juni 2022.

Sementara itu dari sisi eksternal, investor terus meningkatkan aksi jual terhadap dolar Amerika Serikat, dan kembali ke mata uang berisiko lainnya setelah China melakukan pelonggaran lockdown di Shanghai, kemudian data di Inggris pun juga relatif lebih bagus dan ini yang membuat indeks dolar terus mengalami pelemahan.

"Bahkan kalau kita lihat secara teknikal pelemahannya ini kemungkinan besar ke level 100-an. Kan, dari 105 kemudian ke 102 kemungkinan besar ini seharusnya mengindikasikan rupiah bisa menguat," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper