Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja reksa dana saham dan pendapatan tetap diperkirakan bakal berfluktuasi dalam jangka pendek. Risiko inflasi dan resesi jadi sentimen negatif di dua instrumen reksa dana tersebut.
President dan CEO Pinnacle Persada Investama Guntur Putra menjelaskan dari sisi ekspektasi dan strategi bisnis reksa secara jangka panjang cukup positif.
"Namun, untuk periode jangka pendek dan jangka waktu menengah, kondisi kinerja reksa dana akan cukup berfluktuasi terutama reksa dana berbasis saham dan pendapatan tetap atau fixed income," jelasnya kepada Bisnis, Rabu (18/5/2022).
Dia menilai walaupun ada potensi perbaikan prospek makro ekonomi karena pelonggaran kebijakan terkait pandemi, risiko inflasi dan resesi juga akan berpengaruh terhadap pergerakan pasar.
Pinnacle lanjutnya akan fokus tetap konsisten dengan produk-produk unggulan dan memperlebar jalur distribusi dari sisi retail.
Lebih lanjut, dia menilai pelonggaran lanjutan terkait pandemi Covid-19 yang disampaikan pemerintah dapat menjadi katalis positif di tengah meningkatnya volatilitas pasar dalam sepekan terakhir.
Baca Juga
"Dengan pelonggaran ini tentunya investor dan pasar berharap kegiatan ekonomi akan lebih aktif dan berangsur kembali ke era pra pandemi. Namun, investor juga tetap perlu waspada bahwa tingkat volatilitas pasar cukup tinggi," katanya.
Volatilitas tersebut terutama datang dari risiko inflasi dan ekspektasi The Fed akan menaikan tingkat suku bunga lebih agresif yang secara langsung berpengaruh pada pasar obligasi, pasar saham, maupun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.
