Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) diperkirakan masih bakal diliputi awan mendung pada pergerakan hari ini, Selasa (10/5/2022).
IHSG parkir pada posisi 6.909,75 atau melemah 4,42 persen pada Senin (9/5/2022). Sepanjang sesi, IHSG bergerak pada rentang 6.896,99 - 7.156,48.
Tercatat, 163 saham menguat, 423 saham melemah dan 114 saham bergerak ditempat. Investor asing tercatat membukukan aksi net foreign sell Rp2,59 triliun.
Investor asing tercatat melego saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp1,3 triliun, atau yang terbanyak kemarin. Menyusul di belakangnya PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) senilai Rp692,7 miliar dan PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) sebesar Rp282,1 miliar.
Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang mengungkapkan mitos sell in May and go away tampaknya terjadi di tahun ini.
"Setelah Senin IHSG terjungkal cukup tajam, Selasa ini awan mendung tekanan jual di Bursa Indonesia diperkirakan masih berlangsung membuat IHSG diperkirakan akan turun di bawah level 6.900 menyusul kembali tajamnya kejatuhan indeks acuan di Amerika Serikat," terangnya dalam riset, Selasa (10/5/2022).
Baca Juga
Adapun, di Wall Street pada perdagangan Senin (9/5/2022) Indeks DJIA turun nyaris 2 persen sementara Indeks saham berbasis teknologi Nasdaq jatuh lebih tajam sebesar 4,3 persen.
Perkiraan tekanan jual di Bursa Indonesia Selasa ini diperparah dengan kejatuhan harga beberapa komoditas seperti WTI Crude Oil turun 7,47 persen, emas turun 1,58 persen, batu bara turun 1,35 persen, CPO turun 0,57 persen dan kejatuhan cukup tajam terjadi atas komoditas Nikel sekitar 7,90 persen.
Hal ini menurutnya berpotensi menarik turun saham-saham berbasis komoditas tersebut. Rentang pergerakan IHSG pada hari ini diperkirakan antara 6.865-6.952.
Dia merekomendasikan sell INCO, ANTM, MDKA, ARCI, MEDC, dan ELSA, kemudian rekomendasi buy UNVR, ITMG, AKRA, MVAP, SAMF, BNLI, dan MAPI.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.