Bisnis.com, JAKARTA – Jelang lelang Surat Utang Negara (SUN) besok, Selasa (9/5/2022), pengamat memperkirakan penurunan minat dari investor pasca kenaikan suku bunga The Fed.
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan bahwa saat ini investor masih menunggu rencana Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan barulah lelang akan jauh lebih menarik.
Sementara menjelang pengumuman tersebut, dia menyampaikan pasca Bank Sentral AS, The Fed mengumumkan kebijakan kenaikan suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) minat investor terhadap SUN akan sedikit menurun.
“Jadi lelang surat utang pasca BI menaikkan suku bunga akan jauh lebih menarik. Kalau The Fed naik, kemudian suku bunganya masih di tahan di dalam negeri nanti tentunya berpengaruh terhadap kupon SBN yang denominasi rupiah,” jelas Bhima kepada Bisnis, Senin (9/5/2022).
Selain itu, imbal hasil atau yield SUN Indonesia tenor 10 tahun diperhatikan Bhima juga mengalami kenaikan yang cukup tinggi.
Menurutnya, secara nominal, investor selain memperhatikan tren suku bunga juga akan memperhatikan spread atau selisih antara inflasi dengan imbal hasil.
Baca Juga
“Jadi kalau imbal hasilnya 7 persen kemudian inflasinya sekitar 3,4 persen year on year per April, ya maka ini dikhawatirkan tanpa adanya kenaikan kupon, spread antara inflasi dengan yield SBN nya akan semakin menyempit. Dan itu juga akan mengurangi daya tarik ataupun minat dari investor,” lanjutnya.
Data dari World Government Bonds pada Senin (9/5/2022) mencatat, tingkat imbal hasil SUN Indonesia telah menembus level 7,22 persen. Di mana selama sepekan terakhir, yield SUN Indonesia telah melemah sebesar 22,9 basis poin.
Selain itu, Bhima menyampaikan bahwa investor juga tengah memperhatikan stabilitas dari nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Apalagi dia melihat bahwa tantangan pasar obligasi ke depan akan semakin kompleks khususnya dipengaruhi oleh tantangan eksternal.
Bhima sendiri mengungkapkan bahwa gejolak kenaikan suku bunga oleh The Fed sendiri di pasar modal domestik sendiri sudah terasa pada perdagangan hari ini, dan tidak menutup kemungkinan pasar surat utang selain minat investor menurun, juga akan membuat investor asing akan sedikit menghindari pasar di negara-negara berkembang.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR Kementerian Keuangan, pemerintah akan menawarkan tujuh seri yang terdiri dari SPN03220810 (new issuance), SPN12230203 (reopening), FR0090 (reopening), FR0091 (reopening), FR0093 (reopening), FR0092 (reopening), dan FR0089 (reopening).
Target indikatif dari lelang SUN 10 Mei 2022 ditetapkan senilai Rp20 triliun dan target maksimal senilai Rp30 triliun.