Bisnis.com, JAKARTA — Salah satu sektor saham yang digadang-gadang akan mendapatkan katalis positif dari keputusan teranyar The Fed menaikkan suku bunga 50 basis poin yakni perbankan.
Associate Director of Investment and Research Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menjelaskan bahwa kenaikan tingkat suku bunga The Fed tidak dapat dihindari memantik kenaikan tingkat suku bunga Bank Indonesia. Kondisi itu menurutnya akan berujung kepada terkereknya NIM perbankan baik dari tingkat suku bunga kredit maupun deposito.
“Sektor perbankan tentu akan menjadi yang menerima sentimen tersebut,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (5/5/2022).
Sebelumnya, dilaporkan perbankan utama Amerika Serikat seperti JPMorgan Chase & Co, Wells Fargo Bank, dan Citibank telah menaikkan suku bunga terhitung efektif mulai Kamis (5/5/2022) waktu setempat.
Tiga bank utama Negeri Paman Sam itu mengerek suku bunga utama menjadi 4,0 persen. Dilansir dari Antara Kamis (5/5/2022), kebijakan itu ditempuh usai keputusan bank sentral Amerika Serikat, The Fed, menaikkan suku bunga 50 basis poin.
Dengan demikian, tiga bank utama itu menaikkan 50 basis poin suku bunga pinjaman dasar.
Baca Juga
Kenaikan suku bunga 50 basis poin yang akhirnya ditempuh The Fed sejalan dengan konsensus analis dalam beberapa hari belakangan.
Akan tetapi, sejumlah pakar menyatakan bahwa kesesuaian tersebut tidak lantas menghapus potensi risiko yang ada. Termasuk kemungkinan dampaknya terhadap peluang resesi Negeri Paman Sam tahun depan.